Atas kebijaksanaan dan keberanianmu yang telah memberi kami pijakan, meski namamu terjaga dalam rahasia, saya sampaikan terima kasih yang mendalam. Filosofi huruf hijaiyah Ta (ت), yang melambangkan Tawadhu—merendah dan tidak sombong—telah membimbing kami dalam memahami jejak sejarah kelam dari 1965 hingga 1998, di mana penjajahan tidak hanya terukur dari fisik, tetapi juga menyusup ke dalam jiwa dan pikiran. Seperti Ta yang berarti bulan dan melambangkan penerimaan taubat, kisah ini adalah refleksi dari dosa yang tidak kita lakukan namun masih membelenggu kita dalam bayang-bayang masa lalu.
Semoga kita, dengan rendah hati dan penuh kesadaran, menjadi pejuang sejati—bukan untuk menghapus dosa yang tidak kita kerjakan, tetapi untuk menjadikannya pengingat bahwa dalam gelapnya sejarah, akan ada cahaya yang harus kita teruskan. Dengan air mata dan haru, saya berharap kisah ini menyentuh jiwa dan membuka mata kita semua terhadap perjuangan dan pengorbanan yang terus berlanjut.