Dosa Turunan

Tian Setiawati Topandi
Chapter #6

4.Sebuah Catatan tentang Dosa

Kita mungkin tak bisa menghapus dosa

masa lalu, tetapi kita selalu bisa

memperbaikinya untuk masa depan.

 

AKU membuka buku catatan tua itu dengan hati-hati. Kertas-kertasnya menguning, aroma lembap bercampur dengan rasa penasaran yang semakin menghantuiku. Di halaman pertama, huruf hijaiyah tertulis rapi, tapi sebagian sudah memudar. Tangan gemetar saat membalik halaman berikutnya, seolah kertas-kertas ini menyimpan sesuatu yang penting, sesuatu yang terhubung dengan masa laluku.

“Ini... seperti di mimpiku,” gumamku pelan. Gambar-gambar sketsa yang ada terasa begitu hidup—pemandangan desa yang asing, namun seolah aku pernah melihatnya. Lalu, sketsa seorang perempuan berambut panjang dengan sorot mata tajam menarik perhatianku. Siapa dia? Aku tidak tahu, tapi ada sesuatu tentangnya yang membuat hatiku bergetar.

Saat aku mulai membaca lagi, sebuah tanggal di salah satu halaman—April 1977—membuatku berhenti. Pikiranku tertarik pada sosok bernama Budi. Aku pernah mendengar nama itu dari Ibu, tapi ceritanya selalu menggantung. Ada bagian yang disembunyikan.

***

 

APRIL 1977

 

Langit sore memancarkan warna merah dan jingga, mewarnai langit dengan semburat yang indah. Alif berjalan pelan di jalan setapak desa, langkahnya berat, seperti dibebani oleh sesuatu yang tak terlihat. Pikirannya penuh dengan ingatan tentang ketidakadilan yang sering ia saksikan di desanya, terutama pada Budi, bocah malang yang menjadi sasaran cemoohan.

Lihat selengkapnya