Dosa Turunan

Tian Setiawati Topandi
Chapter #27

25.Sekufu

KEMBALI ke kontrakan setelah hari yang melelahkan, Alif merasa jiwanya semakin tenggelam dalam rasa putus asa. Tuntutan hidup yang menghimpit, kegagalan demi kegagalan dalam mencari pekerjaan, serta penolakan dari setiap tempat yang ia datangi semakin menambah beban pikirannya. Kini, pekikan pemilik kontrakan tentang pernikahan yang belum mereka wujudkan seolah menjadi pukulan terakhir.

“Seandainya kalian belum menikah di minggu ini, silakan angkat kaki dari kontrakan saya!”

Kalimat itu menggema di kepala Alif, menghancurkan sisa-sisa harapan yang ada. Ia menatap botol-botol jamu yang tak terjual di tangannya dengan perasaan hampa, kemudian masuk ke kontrakan dengan langkah berat.

Di dalam, Ba dan Budi tampak sibuk. Ba sedang membersihkan sisa-sisa bahan jamu, sementara Budi membantu dengan penuh semangat. Namun, ketika Ba melihat Alif masuk dengan wajah lelah, ia langsung tahu hari itu tidak berjalan baik.

“Gimana? Terjual banyak?” Ba bertanya sambil menatap Alif, penuh harap, setelah mereka seharian berjibaku mempersiapkan jamu.

Alif hanya menggeleng lemah, tak sanggup mengungkapkan kekecewaannya. “Hanya tiga botol,” jawabnya pelan. “Sisanya masih ada.”

Ba terdiam sejenak, tapi ekspresi wajahnya mulai berubah. Kekecewaan yang ia coba tahan mulai muncul. “Kamu harus lebih gigih, Lif. Kita nggak bisa terus-terusan begini. Tanggung jawab ada di kamu sebagai kepala rumah tangga,” ucap Ba dengan nada yang sedikit keras.

Alif terkejut mendengar nada suara Ba yang tiba-tiba berubah. Ini bukan Ba yang dulu ia kenal di desa, yang lembut dan selalu mengikuti kata-katanya tanpa banyak protes. Alif menatapnya dengan pandangan tajam.

Lihat selengkapnya