"Ibuuu...Ayahh...! Gigi Angit ompong..." teriak pria kecil sambil berlari.
Pria kecil itu bernama Langit Rahagi, yang kerap di panggil Angit oleh kedua orang tuanya. Langit berwajah tampan, kulit putih, alis tebal, dan juga bulu matanya lentik. Usia Langit masih tujuh tahun, tetapi ia sangat aktif, dan pandai berbicara.
Langit adalah sumber kebahagian bagi Wira dan Rina selaku orang tuanya Langit. Langit belari menghampiri Wira dan Rina yang sedang asik menonton tv.
"Bu, liat gigi Angit ilang." Langit memperlihatkan deretan giginya dan menunjuk giginya yang bolog itu.
Wira dan Rina saling lempar pandangan, mereka menahan tawanya. "Mana coba sini ayah liat," kata Wira.
"Ini ayah, iiiiiii" Langit makin melebarkan mulutnya.
"Nanti juga tumbuh lagi Angit," ujar Rina sambil tersenyum-senyum.
"Kok nanti bu? Angit pengennya sekarang!" Langit memanyunkan bibirnya, membuat Langit semakin menggemaskan.
Wira mencubit pipi Langit, "Anak ayah jelek banget si."
"Kok ayah bilang Angit jelek? Ibu, ayah bilang Angit jelek." Langit semakin memanyunkan bibirnya, dan tangannya ia lipat. Langit Kelihatan seperti orang dewasa yang sedang marah.
"Sini-sini ibu peyuk," Rina memeluk Langit. "Gak usah dengerin ayah, ayah mah sirik sama kamu yang gantengnya unlimited."
"Iya Angit gantengnya unlimited, kalau ayah mah limite hahahahhaha," Langit tertawa diikuti Rina yang iikutan tertawa. Sedangkan Wira hanya menggelengkan kepalanya, sambil sesekali tersenyum melihat tingkah Langit yang semakin hari semakin menggemaskan.
Wira menghampiri Langit, ikut memeluk Langit, mengacak-ngacak rambutnya yang sedikit gondrong.
"Ayah, rambut Angit jadi berantakan ini ihsss.." umpat Langit ia kembali memanyunkan bibirnya yang gemas.
"Biar makin ganteng anak ayah," ujar Ayahnya disertai tawaannya yang membuat Langit semakin gemas.
"Angit ngambek ah," Langit melipat kedua tangannya, memalingkan wajahnya.
Wira kembali mengacak-ngacak rambut Langit, "Oh Angitnya ayah lagi ngambek yaa." Wira berlari pelan.
"Ayaahh...." teriak Langit, kemudian ia berlari mengejar Wira.