Salsabila baru saja selesai salat Isya di kamar jaga, saat Angga telepon. Ia tersenyum tipis. Beberapa minggu ini rasanya sudah jadi kesehariannya seperti ini.
"Sal, kamu hari ini jaga ruangan?"
"Iya, Kak. Akhirnya ngerasain juga jaga malem. Tapi masih bisa istirahat kok, pasiennya lagi tenang. Kak Angga lagi di rumah?" Salsabila balik bertanya.
"Ini lagi jaga IGD sampai jam sembilan. Nanti selesai jaga kak Angga mampir ke atas ya."
Selesai bicara dengannya, Salsabila meletakkan ponsel di dada. Ia selalu berdebar tak karuan setiap mendengar suara seniornya itu.
Akhir-akhir ini Salsabila jadi merasa khawatir semakin berharap banyak pada kak Angga. Soalnya dia perhatian sekali. Bisa dikatakan hampir setiap hari menghubunginya.
Efeknya pun sangat menggelisahkan. Dadanya terus berdebar, pikirannya selalu membayangkan dirinya.
"Ya ampuun ...!" Salsabila menepuk pipinya sendiri, supaya lekas fokus lagi pikirannya.
Ya Allah ... jadikan harapan ini bukan cuma sekedar impianku semata. Jadikanlah harapan ini bersambut. Tolong berikan kejelasan dari hubungan kami ini ....
Salsabila kembali bersujud dan berdoa. Ia serahkan segala sesuatunya pada Allah. Semoga hubungannya dengan kak Angga diberi kejelasan sehingga Salsa tidak terus hanya berharap.
Salsabila keluar dari kamar jaga ke meja perawat untuk melihat-lihat status pasien. Ia baru pertama kali jaga ruangan jadi perlu mempelajari kondisi pasien di sana. Sehingga kalau ada yang panggil, Salsa tidak kebingungan.
Saat sedang duduk sambil membaca status pasien, Salsabila mendengar obrolan perawat yang ada di sana. Ia jadi ikut menguping.
"Dr. Arka itu juga jadiannya di rumah sakit ini loh. Istrinya kan dr. Tari, pernah jadi dokter jaga di sini juga. Waktu itu dr. Arka masih ppds penyakit dalam," tutur perawat yang berjilbab.
"Dr. Angga sama dr. Kayla juga, kan sempat jadian di sini. Sayangnya dr. Kayla mau sekolah ke luar negeri ya, mereka jadi putus. Padahal udah serasi banget tuh. Satunya ganteng yang satunya cantik," ujar perawat lainnya.
Mendadak hati Salsabila seperti teriris. Dia jadi minder. Kalau dibandingkan kak Kayla, pasti kecantikannya jauh dari selera kak Angga.
Tapi kenapa dia perhatian sekali padaku? Pertanyaan itu kerap mengganggu pikirannya.
Tahu-tahu ada yang memukul pelan kepalanya dengan kertas yang digulung. Salsabila mendongak ....
"Eh, kak Sofyan ... visite ya?"
"Iya, kok baru kelihatan? Selama ini cuma ada dr.Vina aja?"
"Iya, Salsa baru kebagian jaga ruangan hari ini," jawabnya sambil tersenyum.
"Ikut yuk! Ada pasien demam berdarah tuh. Baru masuk dari IGD tadi sore."
"Oh iya, pasien Dr. Arka ya Kak?"
Kak Sofyan mengangguk, sambil terus berjalan. Salsabila mengikuti langkahnya ke salah satu kamar pasien.
"Kondisinya stabil kan, Sus?" tanya Sofyan pada salah seorang perawat.
"Alhamdulillah stabil, walaupun kabarnya di IGD tadi susah cari pembuluh darahnya. Untung yang jaga dr. Angga," jawab perawat itu sambil tersenyum pada Sofyan. Semua perawat di rumah sakit ini tahu mereka kakak-adik.