DRAFTER: Sebuah Perjalanan

Ade Imam Julipar
Chapter #20

SURAT

Mungkin beberapa di antara kita, ketika masih duduk di bangku SMP, ada yang pernah berkirim surat atau menerima surat. Bahkan bukan pernah lagi, tapi sering. Mungkin.

Surat itu bisa jadi dari seorang gadis mungil dan manis teman kecil kita. Atau bisa juga surat dari teman korespondensi di majalah Bobo dari luar kota sana.

Surat dari gadis mungil dan manis dititipkan pada seorang temannya yang kebetulan sekelas dengan kita. Setelah membaca, kita pun memerlukan membalasnya. Teman yang itu juga yang mengantarkannya.

Isinya bisa bermacam-macam. Ada ungkapan rasa suka. Ada ungkapan perhatian. Dan ada juga isinya tentang kemarahan, karena malam minggu janji datang, malah tak datang. Dinanti-nanti tak kunjung nampak.

Tidak tertinggal di akhir surat kita tuliskan kalimat:

"Empat kali empat enambelas

Sempat tidak sempat harus dibalas"

Ini adalah pantun paling terkenal di masa itu, yang sangat membantu dalam berkirim surat. Kita tinggal menuliskan itu di akhir surat tanpa harus berpikir. Surat akan terlihat sempurna.

Dan di bawah tanda-tangan dan nama si pengirim, tampak bekas lipstik pink menempel disitu.

Sedangkan surat dari teman korespondensi kita di majalah Bobo bercerita tentang: Kesulitan-kesulitan ketika mengerjakan soal-soal matematika, musim mangga dan rambutan, banjir, cerita-cerita yang ada di majalah Bobo, dan libur lebaran. Tak jarang juga kita berdiskusi bagaimana cara menulis surat yang baik.

Bukankah dari teman-teman korespondensi di majalah Bobo ini juga yang sudah mengasah kemampuan menulis kita? Ya, karena mereka lah kita jadi sering menulis, dan bisa mengungkapkan apa saja yang ada di pikiran dan apa saja yang kita rasakan dalam bentuk tulisan.

Surat adalah representasi diri si pengirim. Jadi, orang tidak harus bertemu muka untuk suatu keperluan. Cukup dengan selembar surat yang mewakili. Surat bisa mengatasi jarak dan waktu.

Lembaran sejarah umat manusia telah mencatat beberapa surat yang memiliki peranan penting dalam peradaban. Ini bisa kita baca dalam buku: Surat-Surat yang Mengubah Dunia: Dari Surat Kubilai Khan Sampai Surat Einstein, yang ditulis oleh Zulfa Simatur.

Dalam buku terbitan VisiMedia dengan tebal 198 halaman itu diceritakan bagaimana surat-surat bisa ikut menggerakan roda sejarah umat manusia.

Ada surat dari Nabi Muhammad untuk raja-raja yang isinya mengajak bergabung dengan panji-panji Islam.

Ada surat Einstein untuk Presiden Franklin D. Roosevelt, yang belakangan Einstein menyesal pernah mengirim surat ini. Kenapa? Karena Bom atom yang meluluhlantahkan Hiroshima dan Nagasaki pada 1945 berpangkal dari surat ini.

Dan ada juga surat dari Kublilai Khan untuk Raja Singasari. Dan surat ini juga yang menjadi pemantik berdirinya kerajaan Majapahit di bawah kekuasaan Raden Wijaya.

Dan masih banyak lagi surat-surat dari para tokoh-tokoh --baik nasional maupun internasional-- yang diceritakan di buku itu. Termasuk juga: Surat-surat Kartini.

Ada teknik penulisan novel yang disebut dengan teknik Epistolary. Teknik ini menggunakan bentuk surat sebagai penyampaiannya. Bisa utuh satu surat, bisa juga kumpulan dari surat-surat. Epistolary sendiri berasal dari bahasa latin. Dari kata: Epistola, yang artinya: Surat.

Teknik Epistolary menjadi trend dalam dunia kepenulisan di Inggris pada abad 18. Kita bisa menyebut salah satu tokoh yang mempopulerkannya: Jane Austen. Novelis besar Inggris ini memainkan teknik Epistolary pada beberapa karyanya. Sense and Sensibility , Pride and Prejudice, dan tentu saja: Lady Susan . Yang belakangan disebut sudah diangkat ke layar lebar dengan judul: Love & Friendship.

Teknik menulis buku dalam bentuk surat bisa kita dapati pada Max Havelaar-nya Multatuli. Buku yang pernah mengguncangkan kekuasaan Belanda di Indonesia pada abad 19. Bacaan wajib bagi kaum pergerakan. Karena jika orang tidak membaca Max Havellar, maka dia tidak akan mengenal sejarah dan karakter bangsa Indonesia secara utuh. Dengan redaksi berbeda, Pram (Baca: Pramoedya Ananta Toer) pernah mengatakan ini di sebuah wawancara dengan Max Lane.

Tak ketinggalan, ada beberapa karya Pram yang digarap dengan teknik Epistolary. Hoakiao di Indonesia salah satunya. Buku yang mengantarkan Pram ke penjara pada tahun 60-an itu, berisi sembilan surat untuk sahabatnya yang di Tiongkok.

Dan, sebagai Magnum Opus dari Epistolary-nya Pram adalah: 2 Jilid Nyanyi sunyi seorang Bisu. Kumpulan surat-surat tak terkirim dari Pram untuk anak-anaknya. Surat-surat yang ditulis dari pulau buru selama dalam masa pembuangan .

Di era milenial, surat memiliki fungsi yang sama, tetapi berubah sangat-sangat berbeda dari sebelumnya. Kini kita terbiasa dengan surat tanpa kertas (paperless). Kita bisa menyebutnya dengan: E-mail. Hampir seluruh aktifitas online kita bersinggungan dengan E-mail. Semua database pribadi harus terverifikasi lewat E-mail.

Surat, walaupun kini telah berubah wujud, secara fungsi masih tetap sama. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dalam bentuk tulisan.

Masih Sama fungsinya dengan surat yang ditulis untuk gadis kecil dan mungil teman kecil kita itu.

Dan ini telah kukumpulkan surat-surat buat anak pertamaku, Gilang, yang sudah kutulis.

Surat yang kukumpulkan ini ada kaitannya dengan pekerjaanku sebagai seorang Drafter, pengajar AutoCAD, dan juga sebagai penulis buku-buku AutoCAD.

***

SURAT PERTAMA

Gilang,

Aku lihat pelajaran AutoCAD-mu sudah banyak kemajuan. Beberapa soal sulit bisa engkau kerjakan. Walaupun itu harus menghabiskan waktu berjam-jam. Aku senang melihatnya. Teruslah berlatih. Karena latihan akan membuat --apapun itu keterampilannya-- menjadi sempurna. Practice make perfect.

Kemampuan AutoCAD termasuk salah satu kemampuan motorik, bukan kemampuan kognitif. Artinya dia hanya bisa dikuasai dengan jalan praktek dan latihan. Semakin banyak jam terbang, akan semakin menguasai. Hal ini sudah aku singgung di pendahuluan buku Kitab AutoCAD 2 Dimensi dan buku Kitab AutoCAD 3 Dimensi. Aku harap engkau juga masih ingat akan hal ini, karena awal-awal belajar engkau menggunakan buku itu.

Gilang,

Jika ingin bertahan di sebuah perusahaan, salah satu kuncinya adalah menguasai sebuah kemampuan yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada orang yang ada di dalam perusahaan itu yang bisa. Inilah kuncinya supaya kita bisa dihargai perusahaan. Kita punya posisi tawar (bargaining position) yang bagus dan kuat. Karena bagus saja tidak cukup.

AutoCAD adalah salah satu kemampuan tersebut. Engkau bisa lihat sendiri, di perusahaan tempat bapak kerja, dan juga perusahaan tempat di mana engkau melaksanakan PKL, hanya bapak yang mengoperasikan AutoCAD. Memang ada satu dua orang yang bisa juga, tetapi mereka sebatas bisa. Ketika diminta menggunakan AutoCAD untuk keperluan perusahaan, baliknya ke aku-aku juga.

Kuasailah kemampuan yang orang tidak bisa di perusahaan tersebut tetapi perusahaan membutuhkan kemampuan itu, maka engkau akan aman dan nyaman. Ini harus engkau tanamkan sejak sekarang, sebelum engkau nanti memasuki sebuah dunia baru: Dunia kerja.

Gilang,

Ketika engkau mengerjakan soal-soal AutoCAD di modul yang aku berikan, modul yang sama yang aku berikan untuk siswa-siswi AutoCAD-ku, kadang-kadang engkau kesulitan mengerjakan satu dua soal. Ini bukan sesuatu yang istimewa. Ini adalah sebuah kewajaran.

AutoCAD memang sulit. Makanya tidak semua orang bisa. Kalau AutoCAD mudah, tentu banyak orang yang bisa. Justru karena sulit-nya ini peluang di dunia kerja untuk orang yang bisa AutoCAD masih sangat terbuka lebar.

Ya, kemampuan AutoCAD untuk 10 atau 20 tahun ke depan. Aku harap masih prospektif. Hal ini juga pernah aku katakan di depan para peserta Basic Training AutoCAD di Universitas Muhammadiyah Tangerang beberapa minggu lalu. Dan engkau pun ikut hadir bersama sepupumu: Imel. Atau engkau sedang mengantuk ketika aku menjelaskan bagian ini?

Gilang,

Untuk lebih jelasnya lagi, aku akan ceritai engkau tentang salah satu konsep dalam Ilmu Ekonomi. Konsep ini pernah diceritai pula oleh guru ekonomi-ku di depan kelas saat aku smp kelas 3.

Dalam Ilmu Ekonomi dijelaskan bahwa kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan alat untuk memenuhi kebutuhan itu terbatas. Sehingga tercipta celah antara jumlah kebutuhan dengan jumlah alat untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bisa berupa barang dan jasa. Inilah yang disebut dengan konsep kelangkaan. Atau aku lebih suka menyebutnya dengan sebutan konsep Scarcity.

Konsep ini dengan kata lain mengatakan: semakin langka barang dan jasa, akan semakin mahal harganya. Sampai di sini jelas kan?

Gilang,

Aku bisa analogikan konsep scarcity ke kemampuan AutoCAD yang sedang engkau pelajari sekarang ini. Semakin banyak orang yang bisa AutoCAD, akan semakin murah "rate" nya. Dan juga sebaliknya, semakin sedikit orang yang bisa AutoCAD, akan semakin mahal. Murah dan mahal ini kaitannya dengan 'penghasilan' si pengguna AutoCAD itu sendiri -- baik berupa gaji maupun berupa bayaran hasil menggambar dan mendesain secara freelance.

Gilang,

Dalam belajar apapun -- juga belajar AutoCAD -- tidak ada yang instant. Semua butuh proses. Engkau harus nikmati prosesnya. Untuk yang ini aku ada kiat yang cukup jitu. Engkau harus tanamkan dalam pikiran, AutoCAD yang engkau pelajari adalah hoby keduamu.

Ya, selain musik, engkau harus menjadikan AutoCAD sebagai hoby. Jika itu sudah tertanam, engkau tidak akan mendapat beban lagi ketika mempelajarinya. Dan ketika menemui soal-soal yang sulit lagi, jiwa petualang-mu akan tertantang. Dan engkau akan menikmati hal ini. Karena itu sudah menjadi hoby-mu. Menjadi kesenanganmu.

Mudah bukan? Engkau hanya tinggal mengendalikan pikiranmu. Bukan engkau yang dikendalikan pikiran. Mungkin masih segar dalam ingatanmu isi buku Berpikir dan berjiwa besar-nya Schwartz yang juga sama membahas akan hal ini. Membahas tentang cara pengendalian pikiran dan bagaimana bekerjanya kekuatan pikiran dalam kehidupan seorang manusia.

Memang sengaja aku siapkan beberapa buku pengembangan diri di mejamu sebagai bacaan di sela-sela engkau belajar AutoCAD. Karena seperti yang sudah pernah aku tulis, ada dua skill yang harus dikuasai: Hard skill dan Soft skill. Kemampuan AutoCAD adalah Hard Skill, sedangkan cara mengkomunikasikan kemampuan AutoCAD-mu itu adalah hal lain. Itu termasuk Soft skill. Dua-duanya harus dikuasai. Dan dua-duanya tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Ada sinergi antara dua skill tersebut.

Gilang,

Akhirnya, aku bisa simpulkan dari uraian ini, bahwa hanya keahlian khusus yang kita kuasailah yang akan memudahkan dan membantu kita dalam menyelesaikan pekerjaan -- baik di tempat kerja ataupun di tempat dan di situasi tertentu.

Jadi, kuasailah keahlian khusus, engkau akan mendapatkan segala kemudahan hidup. Dan AutoCAD adalah salah satu keahlian khusus tersebut.

***

SURAT KEDUA

Gilang,

Engkau belum menyerahkan padaku surat permohonan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dari sekolahmu. Apakah belum minta ke guru yang mengurus PKL-nya?

Pada rapat orang tua dengan pihak sekolah bulan lalu, aku sudah minta pada guru yang mengurus PKL untuk segera membuat surat permohonan PKL dari sekolah.

Kenapa aku meminta dari awal? Karena pada bulan-bulan ini, bukan hanya dari sekolahmu yang mengajukan permohonan PKL ke kantor di mana aku kerja, tetapi beberapa sekolahan juga ada yang mengajukan. Perusahaan tidak mungkin menerima semua. Jadi, yang mengajukan dari awal yang diterima.

Aku sudah bicara dengan pihak manajemen di kantor tempat aku bekerja. Mereka welcome. Jadi, nanti pinta saja surat permohonannya. Biar nanti bisa secepatnya aku serahkan ke pihak manajemen.

Gilang,

PKL, atau dulu disebut Prakerin (Praktek kerja Industri) adalah gerbang awal masuk ke dunia kerja. Engkau di sana akan belajar untuk mengetahui dan merasakan bagaimana dunia kerja sesungguhnya. Dan ini akan sangat berguna ketika kerja nanti.

Engkau akan banyak belajar mengaplikasikan di dunia nyata apa yang sudah dipelajari di kelas. Bukan hanya teori, tetapi langsung praktek. Sehingga ketika kerja nanti, sudah tidak canggung lagi. Karena sudah mengalaminya.

Lihat selengkapnya