Dragana

Jufan Rizky
Chapter #15

Chapter 14 - Let the War Begin

BERSAMA para kolvar lainnya di pesisir barat Girima, Lidwina berkonsentrasi memanggil wildur dari habitatnya melalui evolg yang menutupi tangan kanannya. Melalui alat itu, tak lama kemudian ia dapat merasakan kehadiran Reyna. Seolah phoenix itu benar-benar sedang berada di dekatnya saat ini. Lid pun kemudian mengarahkan evolgnya ke depan. Dan sekejap kemudian, dengan sinar evolg yang menyilaukan, Reyna pun muncul di hadapannya, membentangkan sayap besar berapinya yang menakutkan sekaligus juga indah. Makhluk itu mendekati Lid, melampiaskan rasa rindu dengan caranya. Dan Lid membalasnya dengan belaian lembut tanpa merasakan panas oleh api yang membalut tubuh phoenix itu.

“Sayangnya alat ini hanya bisa memanggil satu wildur setiap lima jam!” keluh Sandra. “Ingin rasanya aku memanggil belasan golem sekaligus agar kota terkutuk ini bisa segera hancur.”

Memang benar. Meski kecanggihannya luar biasa, evolg tetaplah teknologi buatan manusia yang memiliki berbagai macam keterbatasan. Jika seorang kolvar sudah memanggil seekor wildur, maka alat tersebut tidak akan dapat digunakan lagi selama lima jam. Energi yang diperlukan untuk memanggil satu wildur amatlah besar sehingga sistem dalam alat itu memerlukan kalibrasi otomatis terlebih dahulu agar dapat digunakan kembali. Bahkan waktu yang diperlukan bisa jadi lebih lama tergantung wildur jenis apa yang dipanggil. Bahkan terkadang bisa rusak sama sekali.

Dan kecuali evolg miliknya rusak, seorang kolvar hanya boleh memiliki alat tersebut satu unit saja mengingat keterbasan jumlah dan tingginya biaya pembuatan serta perbaikan alat tersebut.

Lid melihat sekelilingnya. Semua phoenix dan golem yang diperlukan sudah berkumpul dan siap menyerang. Lid merasa ngeri melihat banyaknya jumlah prajurit kolvar dan wildur kali ini. Kedahsyatan api phoenix dan kekuatan fisik golem merupakan kombinasi yang tepat untuk menghancurkan satu kota besar seperti Girima. Dan semua ini dilakukan demi orang seperti Frans Sullivan.

Ranca Blunt dan pasukannya pun kembali bergabung bersama mereka setelah menghabisi para prajurit Hashin yang berada di sekitar agar pemanggilan wildur tidak terganggu. Ia melapor kepada Sandra Vigor mengenai hal tersebut dan siap berada di barisan terdepan untuk melindungi para kolvar menuju lokasi pertempuran.

“Astaga, Ranca, singkirkan benda aneh itu dari matamu,” hardik Sandra.

“Jangan begitu, Nyonya Vigor. Benda ini sudah melakukan tugasnya dengan baik.”

“Dasar orang aneh. Awas saja kalau penemuan bodohmu itu justru mencelakai kita semua!”

Lid dan para kolvar lain pun segera menunggangi wildur mereka masing-masing. Yang memanggil phoenix duduk di punggung, dan yang memanggil golem duduk di bahu makhluk tersebut. Lalu dengan satu teriakan lantang dari Sandra, mereka bergerak menuju pusat kota Girima.

Lihat selengkapnya