MERASA khawatir atas kondisi sahabatnya, Arthur segera memerintahkan dua orang pemula untuk membawa Rey yang terluka parah ke tempat yang aman hingga tim medis datang.
“Kamu juga tinggallah bersamanya,” ia berkata kepada Lid. “Dia membutuhkanmu.”
Lid mengangguk. Ia sendiri juga sadar saat ini kehadiran dirinya tanpa wildur hanya merupakan beban bagi Arthur. “Aku tunggu kamu di Ghrandir.”
Arthur memeluknya. Setelah mereka pergi, ia berpaling ke Ranca. “Kau tetaplah bersamaku.” Arthur lalu berbicara melalui earphonenya, “Aku minta tiga orang dari divisi Verdian dan dua orang dari divisi Rahanak. Aku tunggu di depan gedung pusat perbelanjaan di barat kota. Cepat.”
“Arthur,” Dayne Bavarist menghampiri bersama golemnya. “Kau hendak menuju gerbang istana, bukan? Aku bersama golemku bisa sangat berguna buatmu. Kami dapat dengan mudah membasmi semua yang menghalangi. Dengan begitu kita bisa menghemat waktu.”
“Bisakah kalian mengimbangi kecepatan rhuno?”
“Aku khawatir tidak jika kalian bergerak terlalu cepat. Gigant tidak mampu berlari secepat itu,” katanya sembari menepuk golemnya. “Tapi kalian tidak perlu risau. Gigant termasuk golem tercepat di antara semuanya. Karena itu ia bisa selamat dari serangan energi tadi. Ia tidak akan terlalu menghambat kecepatan kalian.”
Arthur menoleh ke Ranca, meminta pendapat.
“Pertahanan di gerbang istana aku yakin sangat kuat, Arthur,” jawab Ranca. “Kita butuh Dayne dan golemnya.”
Lalu hadir di hadapan mereka: Moore Volaris, Vanessa J. Gantz, dan Grey Tamland dari Verdian. Dan dari Rahanak: Clay Baxter dan Catherina Hart.
“Baiklah, semua dengarkan aku,” Arthur memulai. “Kalian akan mengawalku menuju gerbang istana. Aku harus segera menemui Kaisar Rui dan membawanya pulang bersama kita. Untuk itu… Volaris, Gantz, Baxter, aku minta tolong kalian lindungi aku dari depan. Tamland dan Hart, kalian di belakangku. Kita akan melaju di belakang Bavarist bersama golemnya. Kita butuh mereka untuk menghadapi pertahanan Girima sepanjang perjalanan ini. Dan Blunt, kau duduk di belakangku dengan posisi punggung ke punggung agar pertahananku di belakang semakin optimal. Nanti kuberikan pengikat agar kau tidak terjatuh. Semua paham? Bagus. Mari bergerak.”