MESKI kembar dan berfisik nyaris sama satu dengan yang lain, Armand Virian dan Dormand Virian memiliki kepribadian yang agak bertolak belakang. Dua prajurit Isvar yang lahir pada tanggal 24, bulan Zeke, dua puluh delapan tahun lalu di desa Lein ini termasuk dalam golongan ‘generasi yang menjanjikan’ di mata para senior di Isvar bahkan di masyarakat. Kemampuan bertempur mereka yang mumpuni sudah mendapat pengakuan oleh banyak pihak, termasuk oleh sang Gallant sendiri. Armand dan Dormand memang berbeda dari segi sifat dan kelebihan. Namun justru perbedaan-perbedaan itulah yang membuat mereka saling melengkapi sehingga tidak mudah ditumbangkan.
Armand Virian, yang lahir lima menit lebih awal dari Dormand sudah menunjukkan kekuatan serta ketahanan fisik yang mengagumkan sejak kecil. Kelebihannya itu timbul berkat seringnya ia membantu sang ayah yang merupakan seorang petani jagung di desanya. Ketika anak-anak seusia Armand waktu itu lebih memilih untuk bermain atau belajar, Armand kecil lebih menyukai dan amat meminati macam-macam jenis bela diri. Kegemarannya tersebut juga didukung oleh sang ayah yang kemudian memasukkannya ke salah satu perguruan bela diri yang ada di Lein. Ketika beranjak dewasa, Armand Virian mulai melirik bela diri pedang dan mempelajari jenis-jenisnya.
Lain halnya dengan Dormand Virian sang adik. Jika Armand lebih unggul dalam hal kekuatan, Dormand lebih dapat diandalkan dalam hal berpikir dan cenderung lebih bijaksana. Ketika di sekolah dulu saja, nilai-nilai yang diperoleh Dormand di kelas bisa dikatakan jauh di atas Armand. Begitu pula dalam pergaulan. Ketika Armand sibuk berkelahi dengan anak-anak seusianya, Dormand Virian sibuk memisahkan mereka. Dan bertolak belakang pula dengan kembarannya yang menyukai pedang, Dormand lebih tertarik pada tongkat terra yang dapat memanipulasi empat unsur alam.
Kemampuan menembak si kembar Virian juga tergolong jitu meski bukan berasal dari keluarga militer. Terbukti dengan seringnya Gallant meminta mereka untuk meng-cover-nya pada saat perang sewaktu keduanya masih berpangkat pemula. Bahkan ketika mereka dinaikkan pangkat, sang Gallant sendiri yang membiayai mereka untuk membuat senjata sesuai divisi yang mereka pilih.
Kelebihan-kelebihan ini membuat Armand dan Dormand layak disejajarkan dengan prajurit-prajurit unggulan lainnya seperti Arthur dan Reynold, dan tidak menutup kemungkinan mereka akan diangkat menjadi ketua divisi suatu hari nanti.
DARI Ranca Blunt, Armand dan Dormand mengetahui rencana Gallant terhadap kota Girima yang akan langsung dilaksanakan dini hari nanti.
“Tapi, tidakkah itu terlalu mengerikan?” tanggap Armand. “Rasanya Gallant tidak mungkin sekejam itu. Aku yakin ini semua merupakan paksaan Cliff Theosson dan para menteri busuknya itu.”
“Arthur dan Reynold sudah berusaha meyakinkan Gallant,” kata Ranca. “Tapi apa pun ceritanya, sepertinya rencana ini tidak akan berubah.”
“Penasihat Gallant, Sandra Vigor,” kata Dormand, “Ia pasti juga terlibat dalam penyusunan rencana ini.”
“Sama saja ia dengan si Theosson itu!” umpat Armand. “Seperti Frans Sullivan, mereka berdua hanya mementingkan kekuasaan tanpa peduli dampak atas itu semua!”