Sore itu jatuh tepat di tanggal 4 oktober 2019, di tempat production house dimana rega bekerja sebagai seorang penulis novel dan juga sekenario, beberapa deadline skenario film yang akan ia kerjakan sudah selesai satu minggu lalu, waktu itu producer’ku sudah membatasi deadline sebelum tanggal 10 oktober.
Kalau di bilang tiga bulan sebelumnya memang production house tempat rega bekerja sudah di penuhi dengan beberapa anak maggang yang akan mengurus persiapan gala premiere film drama komedy, sebuah film percintaan berbalut komedi, salah satu bintangnya kalau nggak salah jebolan ajang bergengsi dan ngebanyol stand up comedy, waktu itu kalau nggak salah lokasi syutingnya di negara korea tepatnya di kota busan, sayanganya rega belum menjadi salah satu team di production house tersebut
kalau nggak..!, gue bisa ikut dah ke kore kayaknya ngarep banget yak bisa ikut ke korea.
Oia.., ada yang lupa nih, jadi pas pertama - tama anak maggang yang ngurusing promo film komedy ini di tengah - tengah kesibukan mereka, rega malah sempet masuk rumah sakit lho, nggak sengaja rega di serang demam berdarah waktu itu, mukanya pucet badanya terasa lemas pokoknya paket lengkap lah.
Sore intu rega diantar oleh dua orang wanita cantik yang juga mengurus promo film tersebut, dua wanita tersebut mengantar rega ke rumah sakit yang terletak di jakarta pusat, kalau nggak salah nama rumah sakitnya, PGI CIKINI, awalnya rega enggan untuk obname namun karena trombositnya menurun mau nggak mau rega harus menjalani rawat inap, awalnya rega enggan untuk di obname, lagi - lagi dia harus memikirkan dari mana dia dapat biaya untuk obaname, yah tau sendiri kan waktu itu rega lagi dalam posisi di uji oleh tuhan, namun beberapa teman production house dan anak - anak maggang menganjurkan rega untuk obname agar tidak terjadi hal - hal yang tidak di inginkan, yaaaa.. bayangin aja orang kalau udah kena demam berdarah pasti trombositnya menurun dan langkah untuk menuju kematian pasti adalah.
Setelah gue pikir - pikir nggak ada salahnya untuk menjalani rawat inap tersebut, aku’pun berkonsultasi dengan produser yang sangat perhatian kepadaku namanya Pak Ravi, beliau orang yang sangat baik dan suka memberikan bantuan - bantuan selagi dia mampu, setelah rega berkonsultasi pak ravi’pun menganjurkan’ku untuk obname dan seluruh baiaya rumah sakit beliau yang menanggung.
Awalnya rega ragu untuk berkonsultasi dengan ravi, namun setelah gue pikir - pikir, kalau gue terus bertahan di kamar dan meminum obat seadanya yang ada hamsyong, rega mencoba untuk keluar dari kamar yang letaknya persis di depan ruang pak ravi, beliau memang sengaja ngasih kamar tidur di dekat ruang kerjanya, tujuan hanya satu agar rega penulis kesayanganya lebih nyaman dan layak tidur di kamar ber ac dengan kapasitas sekitar 1 pk, hahahaa.., norak banget ya gue.., kayak baru pertama kali aja tidur di kamar ber ac yang lengkap dengan cctv ala - ala FBI ( bukan fans berat inul ya..) melainkan badan intelejen negara.
Waktu gue masuk ke dalam ruangan pak ravi, beliau terlihat sedang fokus dengan imac miliknya, sepertinya beliau sedang melihat rundown untuk gala premiere film drama komedi miliknya, rega sedikit ragu menegur pak ravi yang lagi sibuk ngelihatin rondown, namun tekat yang bulat ia memberanikan diri untuk menegur pak ravi
“ pak..! “, nada sedikit sumbang mungkin efect lemas
“ ia ga..? “, sambil menghisap rokok miliknya
“ badan gue kayaknya nambah droop deh pak..? “
Beliau’pun memegang kening rega.. “ duh..kayaknya kamu harus di bawa ke rumah sakit lagi deh, kalau perlu kamu obname ya,,? “
“ tapi..pak..?! “
“ Udah nggak usah tapi - tapian..”
Waktu itu pak ravi langsung memanggil celia dan juga meira dua leader anak maggang kepercayaan pak ravi yang di percaya untuk mengurus sesuatu tentang promo filmnya.
Rega’pun bergegas untuk menyiapkan keperluanya selama di rumah sakit dari mulai pakaian, alat mandi dan juga macbook satu alat tempur untuk menulis yang tidak boleh tertinggalkan, terdengar suara sayup dari kamar rega saat celia mengatakan sebuah kalimat pendek, namun yang terdengar oleh rega hanyalah kata
“ ok..pak..! “
“ udah gue tebak pasti itu suara celia..”
“ Dia itu lucu imoet dan menggemaskan, dia juga baik hati..sih..”
“ Ssstttt.., jangan ngomongin orang nanti suka lho..”, rega senyum - senyum sendiri sambil membereskan pakaian.
Mungkin kalau bisa di bilang rega salah satu sekian banyak pasien di rumah sakit PGI CIKINI yang sama sekali tidak ada yang menjaga dirinya sampai satu minggu full, yah.., paling - paling cuma beberapa teman ph yang dateng cuma sekedar jenguk sambil bawa buah tangan, yang lebih lucunya lagi beberapa suster jaga dan dokter yang memantau’ku mereka sering nyletuk..
“ orang tua kamu mana.., kok nggak ada yang jagain..”
Dengan santai sambil sedikit bercanda gue bilang..