Blurb
Ibu pernah berkata, kalau menjadi bagian dari orang miskin bukanlah sebuah petaka. Melainkan hanya sebuah seni hidup bagaimana mensyukuri ketika memiliki rezeki yang cukup. Terdengar hangat bukan? Seakan aku menjadi anak paling beruntung yang memilikinya sebagai ibu kandung. Tetapi paradigma itu akan segera patah bersamaan dengan jalan cerita yang enggan ditelaah.
Segalanya entah mengapa menjadi semiotika. Terlalu sulit diterjemah dan dipahami artinya. Seakan cobaan kehidupan terus menjebak hingga aku hampir mati dengan aroma bangkai yang merebak. Terlalu fana jika aku berharap kehidupan akan terus indah tanpa celah. Nyatanya masalah terus datang tanpa jeda.
Dan ini adalah kisahku bersama sosok Saha, yang berjuang demi mimpi mahal untuk seukuran remaja.