Kami turun dari mobil Tika yang terparkir di depan rumah sakit. Ketika turun dan melihat keramaian, aku langsung berdiri termenggu seketika. Sebentar, ini mau jenguk orang sakit atau antrian bikin KTP gratis?
"Tika, ini seriusan?"
Aku menunjuk anak-anak cewek sekolah kami yang membentuk koloni di depan rumah sakit.
"Gimana caranya masuk? Bukannya gak boleh jenguk kalau seramai ini?"
"Tenang, Om gue kemarin habis jatuh dari eskalator mall, dan dirawat di sini juga! Kita bisa masuk dengan alasan itu. Tenang aja, oke!" Ungkap Tika sambil berlalu.
"Tenang dari mana? Ya ampun ini anak!" Aku mengelengkan kepalaku kemudian mengekori Tika yang berjalan di depanku.
Aku dan Tika berjalan di lorong kamar pasien, untuk mencari kamar tempat Randi dirawat, setelah diberikan izin untuk menjenguk Pamannya Tika.
"Tika, gue ke toilet sebentar ya."
"Mau ditemanin gak?"
"Udah, gak usah. Bisa sendiri kok."
"Ya udah, gue tunggu di sini ya."
Aku mengengguk dan pergi menuju toilet, dan di toilet aku bertemu dengan si murid baru, Nurul.
"Hai!" Nurul menyapaku terlebih dahulu.
"Hai... lagi jenguk Randi ya?" Balasku bertanya.
"Eh, bukan kok," jawab Nurul singkat.
Suasana menjadi canggung tiba-tiba, aku tak tahu harus mengatakan apa lagi. Dan sepertinya Nurul juga begitu.
"Oh, ya udah." Aku mencuci tanganku.
"Nila, aku boleh nanya gak?" Tanya Nurul mendadak.
Aku memandang kearahnya, "tanya aja, mau nanya apa emang?"
"Sebelumnya aku minta maaf. Kemarin aku gak sengaja lihat, kalo kamu sepertinya sedang diganggu ya sama Sia dan teman-temannya. Kamu gak apa-apa?" Dia terlihat mencemaskanku.
"Gue gak apa-apa kok!" Aku berusaha senatural mungkin.
"Oh, syukurlah. Ya udah Nila, aku duluan ya."
"Iya..."
Aku kembali ketempat di mana Tika sedang menungguku. Tetapi ketika aku sudah dekat dengan kamar tempat Randi dirawat, aku melihat Nurul sedang berdiri mematung di depan kamar di samping kamar rawat Randi. Aku tak tau sudah berapa lama ia berdiri di sana.
Dan tak lama keluarlah wanita paruh baya dari balik kamar Randi. Tergesa-gesa hingga menabrak Nurul yang tadinya mematung.
"Eh, maaf ya dek. Kamu gak apa-apa kan?"
"Saya gak apa-apa kok Tante."
"Oh ya, kamu temannya Randi kan. Tolong kamu perhatiin dia ya, dia itu emang sedikit bandel, suka berantem. Tante gak bisa mengawasi dia terus. Mohon bantuannya ya."
Wanita itu langsung saja pergi sambil mengangkat teleponnya. Nurul hanya diam saja, tak tau harus melakukan apa.
"Nila!" Panggil Tika.
Aku lalu mendekati Tika, yang sudah tak sabar karena menungguku.
"Sudah masuk?" Tanyaku
"Belum, gue kan nungguin lo. Lagi pula gue nunggu Tante tadi keluar."