Brukk...
"Semua ini buat lo!" Ujar Randi.
Setelah kejadian kemarin, beritanya terdengar sampai ke seluruh penjuru sekolah. Meski begitu, para guru hanya menganggap itu sebagai gosip simpang siur yang membuat heboh sekolah. Dengan tetap berniat untuk tak menghiraukan kasus ini, dan menyuruh bungkam seluruh penghuni sekolah agar tak sampai terdengar di telinga masyarakat.
Tapi hari ini pria ini datang, dan membuat heboh kembali kelasku di pagi yang suci ini. Dengan membawa buku-buku pelajaran lengkap, bahkan membawa buku-buku yang tidak aku kenali.
"Untuk gue?" Tanyaku heran.
"Tentu!" Ujarnya.
"Tapi gue gak butuh semua ini!"
"Ya sudah, lo ambil buku yang sama dengan yang dirusak kemarin! Gue gak tahu buku apa yang rusak, karena itu gue bawa semuanya. Ambil juga buku yang kira-kira lo perlukan juga!" Randi tersenyum simpul padaku.
Aku memperhatikan sekitarku. Anak-anak kelas mulai saling berbisik satu sama lainnya. Entah gosip apalagi yang akan didengar seluruh penghuni sekolah ini. Apalagi Randi sangat populer di sekolah.
"Gue gak perlu buku-buku ini. Mending lo keluar sekarang, gak enak diliatin teman-teman," bisikku.
"Lihat-lihat aja dulu bukunya! Gue yakin lo pasti butuh buku-buku ini. Kita gak lama lagi UTS, lo butuh buku untuk belajar kan?"
Aku menatapnya nanar sebentar, lalu mulai melihat-lihat setumpuk buku yang dibawanya.
"Ngapain sih lo harus sampai repot-repot begini? Gue kan gak pernah minta lo untuk ngasih gue buku," ujarku.
"Gue kan sudah janji bakal melindungi lo! Jadi sekarang gue sedang berusaha melindungi nilai ulangan lo supaya gak anjlok gara-gara gak punya buku," jelasnya.
Aku tersenyum sumringah, "kan gue bisa minjam buku di perpus!" Ujarku.
Randi terdiam sejenak, "udah ambil aja, selagi gue baik mau ngasih buku gratis buat lo!" Dia sedikit gelagapan.
"Ya udah, rezeki gak boleh ditolak. Gue ambil dua ini!" Ujarku setelah mengambil sebuah buku paket matematika dan kimia.
"Cuma ini?"
"Buku gue yang hancur cuma ini."
"Ya udah." Randi kembali mengangkat buku-buku ini dari atas mejaku. "Oh ya Nila! Kasih gue nomer lo!" Pintanya sambil kesulitan mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
Aku tak menyamburt ponselnya dan hanya diam memperhatikannya.
"Ya sudah kalau gak mau! Gue balik ke kelas ya!" Serunya sambil beranjak pergi.
"Iya... makasih bukunya!"
Randi berhenti lalu tersenyum padaku dan lanjut meninggalkan kelas ini.
***
Aduh, aku lapar sekali. Sejak pulang sekolah, kemudian ke tempat kerja dan kembali ke rumah aku belum makan sama sekali. Aku masuk ke dalam rumah, dari arah dapur tercium aroma sedap. Dan dengan tak sabarnya aku berlari kecil ke dapur.
"Ibu lagi masak apa?" Tanyaku.
Ibu yang sedang membalik-baliknya spatula, terlonjak kaget. "Nila! Kalau masuk ke rumah itu, ucap assalamualaikum dulu dong!" Ujar Ibu mengingatkan.
"Hehe... maaf Bu lupa. Assalamualaikum."
"Waalaikumusalam. Kamu sudah makan Nila?" Tanya Ibu.
"Kebetulan belum Bu, bolehkan Nila menumpang makan di sini Bu?"