Dream Changes Me

Auli Inara
Chapter #12

11. Pria Genius

 Nurul kembali berdiri terpaku, matanya sedikit terbelalak memandang ke arah sepasang kekasih yang duduk menikmati es krim mereka. Setelah lebih dari setengah jam kami menghabiskan waktu di kafe ini, dengan topik pembicaraan yang sama, yang membuat pipiku sekarang seperti kepiting rebus.

Baru beberapa detik yang lalu kami berdiri hendak meningalkan kafe, Nurul langsung berlari keluar ketika tak sengaja matanya bertemu dengan mata pria yang mirip dengan pria yang kulihat bersama Randi pada malam itu.

"Nurul!" Panggilku.

Pria itu juga langsung berlari mengejar Nurul dengan meninggalkan kekasihnya yang menatap kepergiannya dengan heran. Aku dan Tika pun ikut berlari mengejar mereka berdua. Pria itu berhasil menahan lengan Nurul, Nurul memandang pria itu dengan mata nanar.

"Aku kangen kamu Nurul!" Ujar pria itu.

Aku dan Tika sangat terkejut mendengar itu ketika kami baru saja berhasil menyusul mereka berdua.

"Siapa dia?" Tanya Nurul.

"Kamu ke mana saja selama ini?" Tanya pria itu balik.

"Aku tanya perempuan itu siapa?" Teriak Nurul.

"Kamu menghilang Nurul!"

"Aku gak pernah menghilang. Kamu saja yang tidak pernah memperhatikan keberadaanku!"

"Maksud kamu apa? Selama lebih dari dua bulan, kamu gak bisa dihubungi."

"Terus kalau aku gak bisa dihubungi, kamu bisa dengan bebas kencan dengan perempuan lain?" Bentak Nurul.

"Justru karena kamu menghilang aku jadi begini!"

"Kamu yang selingkuh kenapa jadi menyalahkan aku? Kamu pikir sendiri aja kenapa aku menghilang!"

Pria itu mengacak-acak rambutnya sekarang. Tak bisa berkata-kata.

"Aku frustasi karena terus mencari kamu!"

"Hah... jadi karena kamu frustasi, kamu jadi mainin cewek lain? Lagi pula bukannya aku gak penting buat kamu, terus kenapa kamu mencari aku?"

"Siapa yang bilang kamu gak penting buat aku?"

"Mulut kamu sendiri! Kamu pikir aku gak tahu apa yang kamu bilang soal aku di hadapan teman-teman geng kamu itu? Aku kasih kamu waktu bebas, tapi malah ini yang kamu perbuat di belakang aku? Tega kamu Yan!"

Pertengkaran yang keberapa kali hari ini belum berakhir, Nurul masih beradu mulut dengan kekasihnya itu. Tapi hal ini membuatku dan Tika sadar, bahwa ternyata Nurul yang sangat kalem ini ternyata bisa begitu cerewet di hadapan pria.

"Cukup Brian! Mulai hari ini kita putus! Aku sudah gak tahan lagi sama kamu!" Teriak Nurul.

Aku dan Tika kembali terbelalak, begitu juga dengan wanita yang berkencan dengan Brian. Dia baru saja keluar dari kafe, dan langsung dikejutkan oleh teriakan Nurul.

"Nurul dengerin aku dulu!" Brian menggenggam tangan Nurul.

"Jangan pegang! Bukan muhrim tahu gak!" Nurul melepaskan genggaman tangan Brian.

"Nurul aku sayangnya cuma sama kamu! Kamu orang yang aku suka! Kalau kamu mau, aku bisa putusin cewek itu sekarang di hadapan kamu!"

Brian lalu menoleh ke arah kami, dan memandang teman kencannya yang berdiri tepat di samping aku dan Tika. "Kirana! Kita sampai sini aja ya, gue sudah punya pacar!" Teriak Brian.

"HAH..!!" dengus kesal wanita bernama Kirana ini. Dia terlihat tidak menerimanya sama sekali.

"Gimana?" Tanya Brian pada Nurul.

"Bagus karena kamu sudah mutusin cewek itu. Tapi hubungan kita juga cuma sampai di sini!" Ujar Nurul kasar. Nurul langsung meninggalkan Brian, menuju mobil Tika untuk bersiap pergi dari tempat ini.

Brian hanya berdiri berkacak pinggang sambil menghembuskan nafasnya kasar.

Lihat selengkapnya