PART 1
This day, this moment
We're dazzling beautiful
I know for sure
Today's fireworks
Won't end
What's more amazing
Is that it's starting from now on
(Dlwlrma - IU)
***
GIA
Lagu bergenre Electro Dance Music atau EDM berjudul Zedd yang dibawakan oleh Clarity dan Foxes itu berhasil membuat tubuh gue bergerak lembut mengikuti irama. Bisa ditebak kalau suasana hati gue lagi baik sekarang karena gue hanya akan mendengarkan musik sesuai dengan suasana hati gue.
"If our love is tragedy, why are you my remedy?"
Layar handphone yang menyala menghentikan pergerakan gue. Lalu gue melepas headphone sebelum mengangkat panggilan dari teman gue, Nara.
"Gi, lo ada di rumah nggak?" Tanyanya terburu-buru.
"Iya, gue di rumah. Kenapa?"
"Lo bisa ke Kafkop sekarang nggak? Kita ada jadwal perform nih, tapi vokalis yang satunya nggak bisa dateng. Gimana dong?"
Dari suaranya bisa ditebak kalau Nara sangat cemas sekarang. Gimana gak cemas, pembatalan perform mendadak bisa membuat reputasi grup mereka buruk di mata klien. Gue sendiri sebenarnya gak suka panggilan mendadak seperti ini. Namun, karena Nara adalah teman dekat gue satu-satunya di sekolah gue gak mungkin tega nolak dia.
"Oke gue bisa tapi gue ganti baju dulu!" Pamit gue. Nara bersorak senang. Gue menutup telponnya membereskan microfon serta headphone sebelum mengunci ruangan kecil itu dan kembali kamar untuk bersiap-siap.
***
"Nah, itu orangnya!" Ucap Nara lega tatkala melihat gue memasuki Kafkop.
Gue tersenyum kepada dua orang teman Nara yang lain. Wajah mereka tampak seumuran kayak gue dan gak asing sebenernya tapi tetep aja gue gak kenal mereka. Gue pun mengambil tempat duduk di sebelah Nara. "Lo bukannya bisa nyanyi ya, Ra?"
"Iya bisa. Tapi kemarin waktu taken kontrak disini kita sepakat bawain empat lagu pakai konsep duet jadi dua-dua. Eh, sore tadi dia bilang suaranya tiba-tiba serak," jelas Nara.
Gue mengangguk lalu berbisik ke arah Nara. "Mereka anak mana?"
Pertanyaan yang gue lontarkan membuat Nara menepuk jidat. "Astaga! Jangan bilang lo nggak pernah ketemu mereka?"
Gue menggeleng polos. Ya kali ngapain gue nanya kalau gue udah tahu!
"Sumpah kebangetan lo, Gi! Mereka Abel sama Reyhan anak IPA 3. Sebelah kelas kita! SEBELAH PAS!" Nara berdecak beberapa kali sembari menggelengkan kepala.
"HAH?" gue berteriak spontan lalu mengamati wajah kedua cowok itu bergantian lebih detail. Gue bukan tipe social butterfly saat di sekolah sehingga gue gak begitu mengenal antara siswa satu dengan yang lainnya. Apalagi gue belum genap satu tahun berada di SMA tersebut. Eh, ralat! besok genap satu tahun karena besok acara pengambilan rapot.
"Maaf," cicit gue karena merasa bersalah.
Salah satu di antara mereka terkekeh. "Santai aja, kita udah kenal lo kok!" jawab coeok di depan gue. "Gue Abel, dia Reyhan." Cowok bernama Reyhan itu juga melambaikan tangannya dengan tersenyum. Syukurlah mereka berdua friendly abis jadi gue gak secanggung itu karena gak mengenali mereka.