PART 3
A small child is lost
In a place where time has stopped
A small child has lost heart
On that street that I walked with you
A small child with gathered hands
Praying for you to come back
A child in front of a big wall called farewell
Where are you to hold my hand?
(Lost Child - IU)
***
ABEL
Sejak pertama kali gue ngobrol sama Gia di Kafkop, gue udah ngrasain sesuatu yang nggak beres dalam diri gue. Suaranya yang super duper merdu bahkan masih terngiang-ngiang waktu gue di rumah. Gia yang selama ini cuma bisa gue lihatin dari kejauhan akhirnya kemarin malem gue sengaja posting foto di Kafkop pakek caption encounter lalu ngefollow instagram dia. Sengaja biar dia lihat. Hahaha, ngarep banget gue!
"Abelino Abrizam!" Teriak Pak Tresno kenceng ditambah senggolan di bahu gue.
"Kenapa?" Bisik gue ke Sarga, temen sebangku gue. Untunglah dia orangnya baik hati dan tidak sombong sehingga dia langsung ngasih kode ke gue.
"Kamu nglamunin apa? Dengar yang saya jelaskan?" Bentak Pak Tresno.
Gue melirik Sarga yang nyodorin pelan-pelan buku catatannya ke bangku gue. Emang best freind sejati dia! Gue langsung mengangguk mantap. "Siap dengar Pak!"
"Coba kamu ulangi!" Wah, beliau emang ngraguin gue. Setengah lirik-lirik ke bawah gue baca tulisan tangan Sarga yang untungnya nggak bikin sakit mata. Merasa jawaban gue bener, Pak Tresno langsung melanjutkan materinya.
"Makasih bro," Gue udah masang ekspresi sekalem mungkin tapi Sarga cuma bales gue dengan kata hmm dan anggukan kepala. Gue lupa bilang kalau dia sebelas dua belas sama kutub es. Atau mungkin saudaraan sama batu. Tetapi, seburuk apapun dia, dia tetap sahabat gue. Sahabat yang paling gue percaya di antara yang lainnya.
Setelah bel istirahat bunyi, Sarga baru tanya ke gue. "Mikirin siapa?"