Dreamelody

Nurul Fadilah
Chapter #6

PART 6

PART 6

Each word you say, each laugh

They have such big meanings to me

Even your smallest glances

Even your lonely back is a difficult promise to me

All of you comes to me

As an unsolvable riddle

(Meaning of You - IU)

***

ABEL

Jam istirahat biasanya gue selalu di kantin mesen nasi pecel atau soto sama es teh. Tapi ini pertama kalinya gue cuma duduk di kursi depan kelas sambil pegangin hape dan ngelirik kelas sebelah diem-diem. Tuh, guru betah amat sih masih di kelas padahal jam pelajarannya udah selesai?

"Nungguin siapa?" Reyhan nepuk bahu gue tiba-tiba dan duduk di sebelah gue sambil ngunyah batagornya. Dia nggak punya niatan nawarin gue gitu? Sumpah dari tadi pagi gue belum makan apa-apa.

 "Tumben lo nggak nongkrong?" Tanya gue yang udah nggak tahan nyomot satu batagornya pakai tangan. Reyhan langsung melotot dan berdiri menjauh.

"Enak aja comot-comot! Giliran diajak ke kantin nggak mau!" Selorohnya kesel. Gue cuma nyengir nggak berdosa. Gue emang nolak ajakan di ke kantin tadi.

"Beliin gue dong Rey! Kembaliannya buat lo deh."

"Ogah. Gue gak doyan kembalian cuma 500 perak," tolaknya sebelum masuk ke dalam kelas. Asem, gue lapar banget ini. Tapi kalau gue kantin gue nggak jadi ngasih tahu Gia sesuatu dong. Masalahnya ini penting banget.

Untungnya beberapa menit kemudian kelas Gia udah bubar. Satu-persatu orang keluar dan gue masih mencari wajah Gia. Dia keluar paling akhir ternyata bareng sama Nara.

"Gia!" Panggil gue duluan. Gue samperin dia yang kelihatan kaget atas kedatangan gue.

"Kenapa Bel?"

Gue ngelirik Nara berulang kali dan akhirnya dia paham. Dia ninggalin gue berdua sama Gia. "Gimana belajar lo kemarin sama Sarga? Enak?"

"Lumayan sih, cuma gue masih susah ngikutin otak dia yang serba cepet," ujarnya curhat. Jangankan lo yang baru kenal Sarga sehari, Gi. Gue yang sebangku sama dia udah setahun aja masih nggak habis pikir. Gimana bisa gue dulu sebangku sama kalkulator berjalan modelan Sarga. Bawaannya insecure tiap pelajaran di kelas.

"Eh bukannya lo sebangku sama dia? Harusnya lo tanya dia dong!"

"Biasalah, lo tahu Sarga gimana. Mana pernah dia cerita apa-apa ke gue. Palingan gue yang cerita dulu ke dia. Baru dia balesnya cuma iya, enggak, hmm, oh gitu. Nanti juga lo tahu sikap aslinya gimana!"

Entah bagian mananya yang lucu tapi Gia ketawa. Dan itu buat gue bangga dong. Secara gue nggak lagi ngelawak tapi bisa bikin orang ketawa. Hebat kan?

"Nanti malem belajar lagi?"

"Nggak dua hari sekali gue kesana."

"Berarti nanti malem lo free?" Tanya gue penuh harap.

Gia natap gue heran. Seperti udah bisa nebak isi otak gue apa dia langsung bilang. "Free kok. Ngapain nanya? Mau ngajak jalan?"

Gue tahu Gia cuma bercanda waktu bilang itu tapi gue gak akan nyia-nyian kesempatan. "Kok tahu isi kepala gue? Pernah masuk ya?"

"Dih, geer! Gue gak pernah masuk tapi nggak tahu kalau lo yang masukin gue kesana. Kali aja pernah?"

Lihat selengkapnya