PART 30
So it wasn’t love
It was just a moment which you spent by my side
Now I’m vaguely beginning to understand
Why you could only apologize
I must have been too excited
The very moment you left me,
I was expecting you again
How foolish was I?
(Only I Didn't Know - IU)
***
GIA
Salah satu syarat wajib dari audisi ini yaitu mengunggah satu vidio ke youtube dan melampirkan linknya di formulir pendaftaran. Gue baru aja selesai rekaman di rumah gue sendiri dibantu oleh Nara sebagai kameramen dan Abel yang ngiringin gue. Rasanya gue bener-vener terharu dengan dukungan mereka yang rela meluangkan waktu untuk membantu gue. Kebetulan di audisi kali ini vokalis band-nya Nara juga ikutan. Nara sendiri nolak ikut karena katanya skill dia belum sebagus itu.
"Ini beneran lo daftar kan?" Celetuk Nara setelah gue menekan tombol submit di layar untuk mengirimkan formulirnya. Dua hari lagi gue akan ikut audisi dan rasanya kita bertiga masih gak ada yang percaya.
"Kok gue jadi nervous ya?" Tangan gue mendadak dingin padahal ini belum hari-H. Nara malah ngetawain gue.
"Gue sama Abel aja masih gak percaya. Ya nggak Bel?"
Abel yang masih betah bermain dengan gitarnya mengangguk kemudian menoleh ke arah gue. "Gimana izinnya? Kok bisa dibolehin?" Setelah pertemuan kita di Kafkop, semakin hari gue semakin merasa jarak di antara kita semakin lebar. Tatapannya bahkan gak pernah sama seperti dulu, dia lebih jarang menatap mata gue langsung sekarang. Meskipun dia tetep ada setiap gue butuh bantuan.
Gue bingung harus menjawab apa karena faktanya gue emang gak melakukan apa-apa. Gue udah bilang makasih ke Sarga dan memaksa dia bercerita gimana cara dia membujuk Mama gue tapi dia hanya bilang, gue ngomong apa adanya. "Gue gak tahu."
"Maksudnya? Kan lo sendiri yang ngomong?" Jangankan Nara, gue aja kaget.
"Bukan." Gue menatap mereka berdua bergantian. "Gue belum ngomong apa-apa di saat Mama udah menyetejuinya. Sarga yang bilang ke Mama gue."