Dreamelody

Nurul Fadilah
Chapter #31

PART 31

PART 31

At night when everyone is falling asleep, I’m sitting alone

I’m still awake with don’t let go of my day that has passed

If I lie down on your knee

Please rest my head like when I was young, you did

If I fall asleep lightly from your nice touch

Just let me stay for a moment

Don’t wake me up, I’m gonna very deep sleep

(Knees - IU)

***

GIA

Sesuai perkiraan Mama gue terkena epilepsi sehingga harus dirawat inap di rumah sakit. Gue rasanya kayak mati rasa saat sudah lebih dari tiga jam Mama gue belum sadar. Jangan tanya masalah audisi! Jelas audisinya udah bubar sekarang dan gue sekali lagi kehilangan kesempatan itu. Kali ini siapa yang harus gue salahin? Gak ada. Ini bukan salah siapa-siapa. Mungkin bukan sekarang timing yang tepat bagu gue. Apakah gue menyesal? Jawabannya pasti. Gue udah rela bangun dari pagi, latihan, nyiapin kostum, dll tapi gue gak ajdi berangkat. Tapi gue akan jauh lebih menyesal saat Mama gue berjuang antara hidup dan mati sedangkan gue gak ada di sisinya.

"Lo gak mau makan dulu?" Tanya Sarga. Tersisa dia satu-satunya orang yang masih nemenin gue di sini. Karena ini udah malem, Nara harus pulang dan Abel juga kebetulan harus berangkat karena ada jadwal off air di luar kota.

Gue hanya menggeleng. Mama udah siuman tapi kondisinya masih lemah jadi dokter menyarankan kami membiarkannya istirahat lebih dulu. "Lo aja yang makan!"

Sarga menghela napas panjang di sebelah gue. "Mama lo udah baik-baik aja, Gia. Jangan sampai setelah Tante Kirana keluar lo yang masuk ke ruangan itu." Dia menarik tangan gue tapi gue tetap bergeming di tempat. "Gia.."

"Gak mau, Ga! Lo kira gue masih punya nafsu makan setelah lihat Mama gue kayak gitu dan gagal audisi! Gue udah menantikan hari ini sejak lama dan--" Dan kemudian gue mangis. Meskipun kondisinya sudah aman gue berhak menangisi nasib gue hari ini. Kenapa Tuhan selalu memberikan ujian bertubi-tubi pada gue? Apa benar gue gak pantas mencapai mimpi itu? Gue sakit dan jujur gue capek bertahan.

"Gia..." Sarga mencoba untuk memegang bahu gue tapi gue tepis tangannya kasar. "Gue bukan lo yang bisa dengan mudah dapet restu dari orang tua, diberkahi otak pinter sehingga dengan mudah lo bisa masuk kampus impian lo! Gue berjuang mati-matian hanya untuk jadi seorang penyanyi. Hanya untuk terjun ke industri musik gue udah mengorbarkan banyak hal, waktu, tenaga, pikrian, tapi kenapa Tuhan gak mau lihat gue? Kalau memang gue gak pantes gue akan lepasin semuanya!"

Lihat selengkapnya