"Apa sangkut-pautnya hal ini dengan Papah?! Papah adalah salah-satu investor terbesar di sekolah, mungkin saja dia memiliki kekuasaan atas itu!" pikirku dalam hati.
Dengan pemikiran yang di penuhi oleh persoalan-persoalan aneh, aku berjalan dikoridor sekolah dengan sedikit gelisah.
Tap. Tap. Tap.
Suara langkah kaki.
Ada dua orang guru laki-laki, satu memakai baju kemeja berwarna biru muda dan satunya memakai jas berwarna hitam dengan kaus putih didalamnya.
"Maaf, Pak. Mengapa kejadian ini terulang kembali?" tanya salah satu guru itu ---yang mengenakan kemeja berwarna biru muda--- aku tidak melihat wajah mereka, aku hanya mendengar percakapan yang merujuk pada kejadian di lorong tadi.
"Semua di luar kendaliku, aku tidak bisa mengancam mereka. Kekuatan mereka melebihi yang kukira!" jawab guru itu yang mengenakan jas berwarna hitam, dengan nada frustasi.
Semua diluar kendaliku? Maksudnya apa dari pernyataan ini?
Itulah kata-kata yang menghantui pikiranku.
"Apa maksud dari pernyataan Bapak itu? Apakah dia yang mengatur semua ini?" pikirku dalam hati.
Gina!
Help me!
Please help me!
I need you, Gina!
Please!
Suara itu tiba-tiba datang dan membuatku membeku.
Kali ini ia muncul dengan menampakkan wujud aslinya.
Seram.
Sangat seram.
Lebih seram dari yang aku bayangkan.
Leher dan kepalanya hampir tidak bersatu lagi.
Itulah sebab, mengapa banyak darah yang bercucuran dari lehernya.