"Bisakah kau meningkatkan laju mobil ini!" pintaku.
"Baiklah." jawabnya sambil memperhatikan jalan.
Di perjalanan, aku hanya menatap wajah perempuan ini.
Tubuhnya lemas tak berdaya, ia terkapar di kursi tengah.
Aku mencoba untuk menompang tubuhnya.
"Maaf, sebelumnya bisakah kau ceritakan, apa yang sudah terjadi?" tanya pria itu.
"Aku tidak tau masalah apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, perempuan ini menyuruh orang itu, untuk membunuhnya." jawabku sambil menahan air mata.
"Orang itu? Siapa yang kau maksud?" tanyanya lagi.
"Orang itu, dia adalah pacarnya. Aku tidak mengenali siapa sebenarnya mereka dan perempuan ini." jelasku.
"Ini harus diselidiki, hal ini selalu saja terjadi setiap tahun. Huhh! Sudah bertahun-tahun dan belum tau kapan semua ini akan usai." jelasnya.
"Hah?! Maksudmu, semua ini sudah menjadi santapan setiap tahunnya?" tanyaku dengan heran.
"Iya."
"Oke, kita sudah sampai." ucapnya sambil bergegas menangani semua ini.
Suster dan dokter membawa perempuan itu ke dalam ruang ICU.
Aku merasa cemas dan khawatir.
Jam selalu berputar sesuai arahhya.
Tak terasa, sudah 1 jam dokter menangani perempuan itu.
Namun, belum ada kabar tentang kondisinya.
"Maaf, apakah dari kalian salah satu keluarganya?" tanya salah satu suster itu.
"Em ... kami tidak mengenalinya." jawabku dengan ragu.
"Wah, padahal pasien dalam kondisi kritis dan harus ditindak lanjuti. Tapi kami akan melakukan ini, jika salah satu keluarga dari pasien itu menyetujuinya." jelas suster itu.
"Kalau begitu, saya permisi dulu ya!" sambungnya.
"Ohh, silahkan sus." balasku.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya laki-laki itu.
Tiba-tiba saja, dia mengeluarkan suaranya. Hal inilah yg membuat aku menegakkan kepala.
"Aku tidak tahu!" jawabku dengan rasa khawatir.
"Hei! Bukankah kau itu ...." belum saja aku menyelesaikan pembicaraan, dia telah melanjutkannya lebih dulu.