Drowning in Blood

Zhein24Art
Chapter #15

Kecurigaan

Kubuka mata ini, tak terasa sinar matahari telah muncul.

Itu tandanya, aku harus siap untuk berangkat sekolah.

"Hai, Gina. Kau harus segera siap-siap!" suruh Reyhan, yang tiba-tiba sudah ada di depan mataku.

"Reyhan?"

"Kau, ada di sini?" tanyaku dengan heran.

"Iya, aku ke sini untuk menjemputmu. Oh iya, lihat!" ucapnya, sambil memamerkan kunci mobil.

"Kunci mobil?" tanyaku sambil mengangkat kedua alis.

"Iya, sekarang papahku memberikan fasilitas berupa mobil. Itu berarti, kita bisa berangkat bareng." jelasnya dengan antusias.

"Owhhh, gitu ya. Oh iya, Kevin bareng kita juga, 'kan?" tanyaku.

"Pasti!" jawab Reyhan, sambil mengacungkan jari jempolnya.

"Oke, aku siap-siap dulu," ucapku dengan datar.

"Aku tunggu di ruang tamu, ya." ujar Reyhan.

Aku hanya mengangguk dan melangkah menuju kamar mandi.

Mata ini membesar ketika, aku menemukan sebuah gumpalan rambut di atas lantai.

"Hah?! Rambut siapa ini?" tanyaku, sambil membesarkan volume mata ini.

"Rambutku selama ini tidak pernah rontok," heranku dalam hati.

"Hah! Sudahlah!"

Mencoba mengabaikan hal ini dan mengingat Reyhan sedang menungguku.

Ya, walaupun rasa takut selalu bergentayangan di pikiran ini.

Setelah semuanya dirasa sudah siap. Aku melangkah ke ruang tamu.

"Rey, ayo!" ajakku sambil melangkah keluar rumah.

"Owhhh, okee." balasnya.

"Hey, kalian gak sarapan dulu?" tawar mamah, yang masih duduk di ruang tamu.

"Sarapan di luar aja, Mah." jawabku.

"Eh, kita gak pamit dulu nih sama Mamah kamu?" tanya Reyhan.

"Owh iya, gara-gara mobil baru kamu, nih!" ucapku sambil tersenyum malu.

Aku melangkah masuk kedalam rumah.

"Mah, Gina pamit, ya!" ucapku, sambil mengulurkan tangan dengan maksud ingin bersalaman.

"Iya, hati-hati!"

Lihat selengkapnya