"Okee, siapa yang mau buka pintunya?" tanya Kevin, sambil menatap ke arahku dan Reyhan.
"Kau saja!" suruhku.
"Owh, okee!" jawab Kevin, dengan rasa percaya diri.
Krekk ....
"Di sini gelap banget dan berdebu," ucapku sambil terbatuk-batuk.
"Iya, wajar aja, sih. Gudang ini memang gak pernah dikunjungi, 'kan?" ujar Reyhan, yang perlahan mulai menyusuri gudang.
"Eh! Jangan mencar, dong!" kesalku.
"Ya udah, tenang aja!" sahut Kevin, dengan pandangan yang terarah ke sebuah sudut.
"Eh, bentar! Itu kayak ada lemari, kalian liat, 'kan?" kejut Kevin, sambil menahan langkahku dan Reyhan.
"Eh, iya. Mau coba buka lemarinya, gak?" tanyaku dengan nada antusias.
Namun, setelah ucapanku itu keluar, kami semua diam terbeku layaknya batu.
Krekkk ....
Lemari itu terbuka dengan sendirinya ---aku, Reyhan, Kevin, menelan ludah--- suasana kembali mencengkam.
"Guys! Kita keluar aja, ya! Ini kayaknya ada yang gak bener,"
"Udah, kita keluar aja, ya!" Dengan tubuh bergetar dan keadaan yang gelap, ditambah dengan baunya ruangan, membuatku ragu untuk melanjutkan ini semua.