DUA HATI

Rizki Ramadhana
Chapter #10

Dina yang Menangis

Ia senang mengamati bocah-bocah kecil bermain bola di lapangan perumahan. Itulah yang setiap kali ia berkunjung ke rumah orang tuanya selalu dapat menghentikan langkahnya sejenak untuk menonton anak-anak tersebut. Menyaksikannya sejenak cukup untuk membawa dirinya kembali ke masa-masa ketika dirinya masih seusia mereka.

Dina kecil senang menghabiskan sore harinya di jalanan. Tak banyak anak perempuan di kompleks perumahan tempatnya tinggal. Karena itu mereka cepat bosan ketika memainkan permainan yang umumnya dimainkan anak perempuan seusia mereka. Hal itu pula yang membuat Dina dan teman-temannya sering merambah ke lapangan bola tempat para anak lelaki bermain.

Namun mereka tak pernah diizinkan ikut. Katanya ini bukan permainan untuk perempuan. Karena itu mereka Cuma bisa menyaksikan dari pinggir lapangan sambil bersorak-sorai. Tak jarang Dina minta diajari cara bermain seperti mereka. Namun mereka tak pernah mengabulkannya.

Awalnya semua itu terasa menarik. Seiring waktu ia mulai bosan hanya menonton di pinggir lapangan. Lambat laun ia mulai memilih untuk bermain di dalam rumah saja. Suatu ketika ia meminta diajari memasak kepada sang ibu. Namun ia merasa tak pernah bisa menjadi koki sebaik ibunya.

Selain itu ia menghabiskan sore harinya dengan menonton anime-anime Jepang. Sailor Moon, Wedding Peach, dan Magic Knight Reearth adalah kegemarannya. Sampai dewasa pun ia masih memburu keping-keping serial tersebut.

Dina tumbuh menjadi remaja yang ceria dan menyenangkan. Ia menjadi salah satu murid paling berprestasi di sekolahnya. Semua itu ia jalani sambil bertanya kepada dirinya sendiri mengapa ia harus mempelajari semua itu. Ia tak menyukai matematika, fisika atau kimia. Ia hanya suka menggambar.

Semua yang tak ia sukai walaupun ia berhasil baik di dalamnya. Pertanyaan dan keresahan yang membekas dalam hatinya. Ia belajar keras karena takut dimarahi. Ayahnya seorang yang benar-benar memegang teguh kekukuhan hatinya. Ia pendiam namun jangan sampai membuatnya marah.

Memasuki akhir masa sekolah, ia untuk pertama kalinya mengenal apa yang dinamakan cinta. Pria itu memililki bakat seni dan berani mempertahankan prinsip untuk mengambil bidang pendidikan yang diinginkannya, biarpun orangtuanya menginginkan ia sekolah teknik.

Hal yang membuat Dina pun mengikutinya untuk memenuhi insting menggambarnya dan kuliah desain. Semua itu berlangsung selama 5 tahun sampai akhirnya mereka harus berakhir. Pria itu meninggalkannya untuk perempuan lain.

Butuh berbulan-bulan bagi Dina untuk pulih seperti sedia kala. Setelah itu ia merasa perlu untuk belajar mempercayai pria lagi. Membutuhkan waktu yang cukup lama karena sosok mantan kekasihnya terlalu kuat tertanam di memorinya.

Sampai ia bertemu Re.

Lihat selengkapnya