Jam sekolah masih cukup lama, kini Rabel tampak berjalan sendiri tanpa ditemani Alpha. Sebenarnya hingga beberapa waktu yang lalu dia masih bersama Alpha namun tiba-tiba saja Alpha meringis karena perutnya sakit dan langsung berlari menuju toilet. Sakit perut Alpha sendiri bukan tanpa sebab, karena setelah memakan nasi goreng tadi dia kembali memesan bakso dan menambahkan cabe hijau super pedas dengan jumlah yang sangat banyak. Dan sebagai dampaknya dia harus rela bolak-balik toilet beberapa kali untuk hari ini.
Saat sedang asik berjalan Rabel akhirnya menyadari akan seseorang yang tengah mengikutinya. Dengan cepat Rabel mencoba untuk berputar arah mencoba memastikan apakah dia benar-benar sedang diikuti. Insting Rabel ternyata benar, tampak sosok yang mengikutinya pun langsung mencoba mengejar Rabel.
“Apa maumu?” Sungguh tidak diduga-duga, Rabel sudah berada di belakang orang yang mengikutinya. Sebenarnya sesaat setelah Rabel melewati persimpangan kelas, dia langsung melompat ke lantai dua gedung tersebut dan langsung mendarat tepat kebelakang orang yang mengejarnya. Untuk melakukan hal tersebut Rabel sama sekali tidak terlihat menggunakan sihir, hal tersebut dilakukannya murni menggunakan kemampuan fisiknya yang sepertinya sudah sangat terlatih.
Rabel terkejut saat mendapati orang yang mengikutinya adalah salah seorang siswi sekolah tersebut dan dari lambang dibajunya bisa diketahui bahwa dia adalah siswi kelas satu sama dengan Rabel.
“Eh?”
Namun dikarenakan sudah ketahuan dan takut dengan apa yang akan dilakukan Rabel kepadanya siswi tersebut langsung berlari panik kearah kolam ikan sekolah tersebut. Namun naas dikarenakan terlalu terburu-buru siswi tersebut malah tersandung dan tubuhnya langsung terhempas menuju kolam.
“Gawat!!” gumam Rabel. Dikarenakan pernah kesana sebelumnya walaupun hanya melihat dari jauh, Rabel tahu pasti bahwa kolam tersebut cukup dalam dan tentunya akan berbahaya jika jatuh kesana. Sejenak tampak bibr Rabel sedikit komat-kamit membaca sesuatu.
“Ughhhhh”
Tahu-tahu Rabel sudah berada di dekat siswi tersebut dan berhasil menyambutnya sesaat sebelum siswi tersebut jatuh. Sepertinya dikarenakan terlalu tergesa-gesa Rabil tidak terlalu memperhatikan gerakannya hingga akhirnya dia kehilangan keseimbangan dan tubuhnya ambruk beberpa senti dari kolam tersebut dengan siswi yang diselamatkannya terduduk di atas badannya.
“Aduuhhh” Rabel terlihat meringis. Sedangkan siswi tersebut yang akhirnya tersadar bahwa dia tengah terduduk di atas Rabel langsung cepat-cepat menyingkir dan membantu Rabel untuk bangkit.
“Terima Kasih” ujarnya seraya mengulurkan tangan. Uluran tangan tersebut tentu langsung disambut oleh Rabel. Hal tersebut dilakukan Rabel bukan tanpa tujuan, yang jelas dia ingin memastikan siswi tersebut tidak bisa kabur sehingga dia bisa meminta keterangan. Oleh karena itu dia menggenggam tangan mungil tesebut dengan agak keras yang membuat siswi tersebut yang membuat lawan jenisnya itu malah salah paham.
“Nah sekarang jelaskan!!” pinta Rabel tanpa basa-basi. Dia sengaja memasang tampang dingin agar siswi yang ada di hadapannya itu tidak berani berbohong.
“Kamu mirip dengan orang yang kukenal, jadi aku mengikutimu untuk memastikannya”
Rabel masih belum berkomentar apa-apa , dia tengah asik menatap lekat kearah bola mata gadis tersebut untuk memastikan apakah ia berbohong atau tidak.
“Hhh, lalu?” tanya Rabel lagi setelah memastikan ucapan tersebut memang tidaklah bohong.
“Aku lari karena kupukir kau akan marah, Rabel” ujarnya.
Rabel agak terkejut karena siswi tersebut mengetahui namanya,
“Dari mana kau tahu namaku?” tanya Rabel.
“Hhhhh... kita sekelas lho Rabel” kini balik siswi tersebut yang memarahi Rabel.
“Eh? Benarkah... hmmm si.. si?”
“Serina Dorto” ujarnya siswi tersebut menyebutkan namanya.
“Dorto?” Rabel langsung terfokus pada nama belakang gadis tersebut, sebagian orang memang memberikan nama anak mereka dengan nama orang tuanya dan hal ini biasanya dilakukan oleh mereka kalangan-kalangan elit, orang kaya dan orang-orang pemerintahan untuk menggemakan nama keluarga mereka.
Dorto sendiri bukanlah nama yang asing di negara tersebut, Dorto merupakan nama perusahaan pembuatan senjata sihir yang digunakan oleh banyak instansi militer di seluruh dunia. Perusahaan yang dipimpin oleh Gaber Dorto tersebut bahkan sudah memasuki ranah yang lain selain pembuatan senjata.
“Hei Rabel, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” tanya Serina kepada Rabel.
“Aku rasa tidak” jawab Rabel singkat.
Tampak raut kekecewaan timbul di wajah cantik siswi berambut sebahu dan berwarna keoklatan itu.
“Ohh.. begitu. Kau... mau... ja..di temanku?”tanya Serina dengan agak malu-malu.
“Tentu, aku juga ingin berteman denganmu” jawab Rabel diikuti senyuman terbaik miliknya.
Pertemanan terkadang hanya dijadikan sebagai pengalih dan kambing hitam terhadap suatu niat, terkadang dari pertemanan dijadikan alasan untuk bisa lebih dekat dan akhirnya menjadi pasangan. Atau tak jarang juga pertemanan hanyalah jalan untuk menghancurkan seseorang dari belakang. Namun tak tertutup kemungkinan pertemanan sejati yang memang tanpa niat buruk selain untuk mendapatkan seorang sahabat. Entah pertemanan seperti apa yang akan dialami kedua orang tersebut, hanya waktu yang dapat menjawabnya.
***
Tak terasa jam sekolah telah usai, Rabel segera kembali ke rumah kontrakannya. Rabel sendiri memang tidak berasal dari kota tersebut jadi demi bersekolah disitu dia harus rela hidup mandiri dan tinggal sendirian di rumah kontrakannya.
Diperjalanan pulangnya ke kontrakan Rabel tampak serius melihat-lihat gedung dan perumahan yang ada disekitar sana. Sebagai orang baru disitu Rabel sepertinya ingin lebih mengetahui seluk-beluk kota tersebut beserta letak pertokoan yang ada disana agar kehidupannya di kota itu dapat berjalan dengan lancar.
Kota Lariz sendiri tergolong aman dari segala bentuk tindak kejahatan, namun tidak menutup kemungkinan adanya tindak-tindak kejahatan yang tidak tercium oleh aparat keamanan. Bukankah ada sebuah prinsip yang mengatakan “Saat kau merasa aman, maka disanalah kemungkinan bahaya menyerang jadi tidak bisa dikatakan sepenuhnya aman yang ada adalah situasi yang masih terkendali”. Kata-kata tersebut adalah kata-kata dari seorang anggota militer negara tersebut yang diliput oleh media beberapa waktu lalu karena keberhasilannya menggagalkan penyerangan oleh teroris.
Dan kata-kata tersebut memang benar, hanya beberapa menit berselang dari situasi damai tersebut tampak rombongan tentara negara tersebut bergerak dengan amat cepat menuju arah yang sama dengan yang dituju Rabel.
“Pasukan Khsus Sihir?” gumam Rabel.
Dia bisa langsung mengidentifikasi gerombolan tersebut saat melihat salah seorang diantara mereka yang mengendarai sepeda motor memiliki lambang Pasukan Khusus Sihir di bahu kirinya. Rabel yang memiliki ketertarikan terhadap Militer Sihir tersebut tentu dengan mudah mengidentifikasi pasukan-pasukan sihir yang ada disana.
Pasukan Khusus Sihir adalah pasukan khusus yang diambil dari militer dengan kemampuan sihir yang sangat hebat. Pasukan tersebut dilatih dan dididik dengan pelatihan yang amat keras di atas batas kemampuan tubuh manusia biasa. Sebagai anggota militer mereka diberikan kewenangan untuk menggunakan senjata-senjata sihir yang ada secara legal dan bahkan sebagai Pasukan khusus mereka diberi kewenangan untuk langsung membunuh target operasi walaupun masih dalam keadaan dicurigai sebagai teroris.
Mereka adalah pasukan yang dibanggakan Negara Armisia sebagai barisan terdepan penanggulangan teroris sekaligus pasukan yang diandalkan apabila perang pecah dengan negara tetangga.
Tindakan terorisme sepertinya semakin marak terjadi belakangan ini, tujuan para teroris tersebut tidak lain adalah menggulingkan pemerintahan Negera Armisia saat ini. Tindakan mencoba menggulingkan pemerintahan yang sah seperti itu tentu bukanlah hal yang bisa di toleransi begitu saja. Oleh sebab itu dalam kasus ini pemerintah langsung menurunkan Pasukan khusus sihir untuk memberantas mereka.
“Duaaarrr”
Tidak jauh dari tempat Rabel berdiri terjadi sebuah ledakan besar. Lokasi tersebut sepertinya tempat dimana Pasukan Khusus Sihir tersebut berhenti. Setidaknya dari lokasi Rabel berdiri dia masih dapat melihat kepulan asap hitam yang membumbung tinggi ke udara.
Dipicu oleh rasa penasarannya, bukannya menghindar Rabel malah berlari menuju lokasi ledakan tersebut. Disana terlihat rombongan pasukan khusus tadi tengah melakukan tugasnya untuk memberantas teroris yang ada. Sepertinya para teroris tersebut cukuplah tangguh dan tidak bisa ditangani dengan mudah sehingga pertempuran di tengah kota begitu tidak bisa lagi dihindari.
“Maaatttiiiiiiii kaaliaaaannn” teriak salah satu teroris sambil memegang ke arah dadanya. Terlihat sinar kebiruan terbentuk dari tangan miliknya.
“Taaahaan!!!!” perintah salah seorang anggota Pasukan Khusus Sihir sambil membentuk tameng disekitar mereka.
“Duaaarrrrr”