Laptop masih menyala, kertas HVS terlihat menyangkut di dalam mesin print, sudah 2 jam dira tertidur di meja belajarnya dengan berbantal buku materi tugas kuliah. Mungkin karena banyak beban pikiran dan tenaga yang terukuras untuk bekerja seharian yang membuatnya tertidur. Hanya untuk kuliah ekonomi bisnis saja tak bisa dira selesaikan dengan baik pada tiap tugas mata kuliah di semester 8 ini tapi karena beasiswa ia harus belajar dengan keras agar bisa lulus.
"Dira, tunggu aku ya ... aku akan datang. Kita nggak akan berpisah lagi. Janji tunggu aku Dir!" Ucap Bastian yang terlihat bahagia menatap Dira, entah mengapa Dira tak mau pergi dari hadapan Bastian. Mungkin karena ia masih cinta dengan masa lalu nya itu yang memang sulit untuk ia lupakan ketika hadir dalam mimpi atau datang kembali.
"Ternyata aku nggak bisa nunggu kamu Bas, aku terlalu kesepian." Jawab Dira menunduk,
"Maksud kamu apa Dir?" Tanya Bastian coba angkat wajah Dira pelan dengan tangannya.
"Aku sudah menemukan pengganti kamu Bas," Jawab Dira, Bastian pun kecewa tak percaya.
"Aku akan berusaha merebut hati kamu lagi dari Dira." Jawab Bastian genggam tangan Dira.
"Bastian!!!" Panggil seorang wanita dari arah kejauhan, tanpa kata Bastian pun pergi meninggalkan Dira untuk bersama wanita itu.
"Bastian, Bas!!!" Panggil Dira namun Bastian tak mendengar panggilannya.
"Bastian!!" Teriak Dira dan ia pun terbangun dari mimpinya dengan wajah sudah berkeringat, nafas terengah-engah. Dira coba tenangkan dirinya. Ia akhirnya sadar jika tadi hanyalah mimpi.
~~~
Keesokan harinya, Dira mulai bergegas siap-siap untuk berangkat ke kampus setelah 3x absen. ia sudah tak ada alasan lagi untuk ijin dengan dosen matakuliah yang cukup galak.
"Oke Kay, kita ketemuan di perpus ya, Iya jam 11 deh, Daaahh!" Dira terburu-buru menutup telpon dari Kayla yang sudah beberapa tahun ini menjadi sahabat baiknya.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan ibunya dari teras rumah, dira pun segera lari menuju keluar rumah. Ya, dira sudah biasa melihat adegan ibunya berada di lantai teras karena di dorong oleh pak surya pemilik rumah yang keluarganya sewa sejak 6 tahun terakhir setelah ayahnya bangkrut karena di tipu oleh rekan bisnisnya sendiri.
"Pak Surya, saya janji malam ini uang sewa akan saya bayar." Jawab Dira yang memilih sabar menghadapi Pak Surya yang terlihat tak sabar.
"Andai saja kamu mau jadi istri kedua saya, kamu nggak perlu sewa rumah ini." Jawab Pak Surya datar.
Dalam hati Dira berkata, "Kalau saja Pak Surya bukan orang tua dari Mas Riko, atasannya di Kafe tempat ia bekerja paruh waktu dan karena ia sudah banyak hutang budi dengan Mas Riko mungkin Dira akan melakukan hal yang sama pada Pak Surya, memukul pria yang tidak sopan seperti ini."
Selama SMA Dira sempat lulus eskul Taekwondo yang berguna untuk mejaga diri di jalan atau di kendaraan umum setelah ayahnya bangkrut dan tidak bisa antar jemput Dira kemana-mana dengan mobil dan supir pribadi. Maklum saja Dira memiliki wajah yang sangat cantik dan fisik yang sempurna. pria mana pun pasti tertarik dengannya.
Dira terjebak ke dalam pergaulan yang salah. selama berteman dengan Kayla ia banyak menemukan teman-teman yang sangat mengagumi kekayaan dan status sosial keluarga. Karena dapat beasiswa dikampus yang notabennya dari kalangan atas jadi dira tetap bertahan untuk selesaikan kuliah dan tetap berada di cirlce pertemanan yang salah, yang tak pernah bisa menerimanya sebagai orang yang tak punya harta dan status sosial. Hanya Kayla yang menjadi sahabat baiknya.
Sampai saat ini pun, ia belum menemukan seorang pria yang tulus mencintainya untuk menggantikan posisi Bastian di hatinya. Kayla sebagai sahabatnya sudah sering berusaha mencarikan pasangan dari kalangan Kayla namun tak satu pun yang cocok dengan Dira.
Malam ini Kafe cukup ramai, "Dira, kata mbak lusi kamu mau gajian duluan?" Tanya Mas Riko yang mendekati Dira yang habis melayani pelanggan.
"Iya Mas, aku mau bayar hutang ayah." Jawab Dira tak enak karena Mas Riko paham pasti Papanya melakukan hal kasar lagi kepada keluarga Dira.
"Maaf, kalau saya nggak bisa bantu kamu soal sikap Papa yang kayak gitu, Kamu boleh ambil gaji sampai 3 bulan ke depan." Jawab Riko tersenyum merasa bersalah dengan Dira.
"Makasih Mas Riko, aku dah banyak ngerepotin Mas." Jawab Dira tersenyum bahagia walau wajahnya terlihat lelah.
"Saya senang bisa bantu kamu terus Dira, saya sudah anggap kamu seperti adik sendiri ... Jadi kalau ada apa-apa, Jangan sungkan untuk kasih tau saya Dir." Jawab Riko mengelus tangan dekat pundak kanan Dira dengan tulus karena ia sudah anggap Dira sebagai adiknya sejak kecil yang menjadi teman mainnya. Dari kejauhan Nindy tunangan Riko tampak kesal melihat adegan itu.
~~~
"Thanks ya Dir udah mau temenin gue liburan." Ungkap Kayla sahabat baiknya yang jika punya kemauan tak bisa ia tolak. Seperti saat ini tiba-tiba ia sudah ada dibali untuk liburan bersama Kayla dan Papahnya Kayla.
"Orang kaya ke bali itu kayak ke pasar ya Kay, bolak-balik." Jawab Dira yang baru tiba di bandara.
"Hahahaha ... dan Lo punya temen kaya seperti gue juga harus kebagian bolak-balik ke bali buat liburan, jangan kerja terus." Jawab Kayla senang akhirnya bisa ajak Dira liburan bersamanya.
"Iya Pah, aku nggak sama Devano dia lagi banyak kerjaan. satu kamar aja Pah." Jawab Kayla telpon dari Papahnya yang sudah lebih dulu di bali.
"Oke Dir, Yuk!" Ajak Kayla setelah selesai telpon. Sampai di bali, Kayla dan Dira langsung di sambut oleh pelayan hotel di lobi dan mereka sangat bahagia menikmati area taman jalan menuju kamar begitu indah sedikit bisa melupakan tugas kuliah dan bagi Dira ini pengalaman pertamanya pergi bersama Dira yang membuatnya terharu.
Ketika masuk kamar hotel mereka langsung masuk ke ruang tempat tidur yang terpisah tapi dalam satu ruangan, ada balkon ke arah luar dengan pemandangan yang indah. "Bali, Happy Holiday!" teriak Dira dan Kayla.
Malam ini, Kayla mengajak Dira untuk makan malam dengan papahnya dan tamu Papahnya. Dira makin terharu dengan kebaikan Kayla yang meminjamkannya gaun untuk makan malam. Entah kenapa Kayla memilih gaun kesayangan Mamahnya untuk di pakai ke Dira.
"Kay, Trimakasih banyak untuk semuanya." Ungkap Dira terharu dengan pelayanan Kayla kepadanya setelah melihat penampilan nya yang cantik malam ini.
"Dira, gue yang harus minta maaf ke Lo, selama ini gue egois selalu seneng-seneng aja sama Devano tapi pas gue ribut sama Devano gue lari ke Lo. Naahh, sekarang waktunya gue bagi waktu bahagia ke Lo." Ungkap Kayla tak kalah tulus pada sahabatnya.
"Heemm, serius??" Tanya Dira menggoda.
"Iya lah Dir." Jawab Kayla sedikit ragu.
"Bukan karena Devano lagi sibuk jadi Lo ajak gue ke sini?" Jawab Dira masih menggoda.
"Hahahahhaa!" Respon Kayla, kalau Dira ada benarnya juga.
"Iya ... iya gue salah, maap deh," Jawab Kayla.
"Yaudah ... Yuk kita makan, udah laper gue! Papah gue udah nungguin." Ajak Kayla segera mereka berdua meninggalkan kamar.
Ketika sampai di restoran, Papah Kayla terlihat sibuk dengan beberapa tamu yang sudah di undang.
"Kay, serius kita makan bareng papah kamu? rame banget, gimana kalau kita cari tempat lain aja?" tanya Dira ragu menarik tangan Kayla.
"Its oke Dir, gue kenal semua kok sama tamu Papah. sekalian gue mau kenalin Lo sama anaknya temen Papah gue. Siapa tau bisa jadi gebetan buat Lo." Jawab Kayla masih semangat mencarikan pasangan untuk Dira setelah kepergian Bastian.
"Hah? Kok kamu nggak cerita Kay?" Tanya Dira kaget dengan rencana sahabatnya itu.
"Surprise Dir, gue pengen Lo nggak jomblo lagi dan move on dari Bastian." Jawab Kayla paham dengan Dira yang masih tak bisa lupakan Bastian cowok plin-plan yang membuat sahabatnya galau.
Kayla pun mengenalkan Dira pada Papahnya dan beberapa anak dari sahabat Papahnya yang juga pernah jadi teman masa kecil Kayla. Malam ini Dira merasakan bagaimana kehidupan orang kaya dengan segala fasilitas yang ada yang sebelumnya belum pernah ia dapatkan.
~~~
Keesokan harinya Kayla mengajak Dira bersama 2 orang cowok anak dari patner kerja Papahnya ke pantai, makan di restoran, belanja di tempat yang branded.
"Dir, kayaknya Randa mulai suka sama Lo!" Ungkap Kayla yang menunggu kasir menghitung belanja mereka berdua, sambil Dira sesekali melirik ke arah Randa yang sedang duduk di area tunggu butik. Tidak dengan Dira yang justru punya feeling Randa bukan cowok baik-baik terlihat dari gelagatnya ketika memandangnya.
"Berapa Mbak?" Tanya Kayla segera mengeluarkan dompetnya dari tas.
"Semuanya 3 juta 800ribu Kak."
Jawab kasir, Kayla pun memberikan kredit card pada kasir.
"Kay, mahal banget." Ungkap Dira terkejut mendengar harga yang harus di bayar untuk beberpa baju santai.
"Udah Dir, itu nggak mahal kok." Jawab Kayla masih mengalihkan perhatian dira ke Randa.
"Uang segitu bisa untuk makan keluarga aku Kay." Jawab Dira heran.
"Ya sorry Dir, gue cuma mau buat Lo seneng, sekali ini aja." Jawab Kayla merasa bersalah.
"Ini nggak boros Kay?" tanya Dira memastikan lagi
"Nggak Dira, tenang aja. bokap gue lagi dapet projek besar di sini." Jawab Kayla bahagia padahal belanja dengan nominal tersebut sudah biasa untuk Kayla tidak perlu menunggu Papahnya dapat projek besar.
Selama di mobil bersama Randa, Dira mulai tak nyaman karena Randa seperti tak sopan padanya. Ia terpaksa pulang bersama Randa karena Kayla sengaja meminta Randa dan Dira pulang bersama.
"Ada apa Ran?" Tanya Dira ketika Randa mengehntikan mobilnya. Randa pun mulai mendekati Dira. Spontan Dira teriak dan berusaha keluar dari mobil tapi terkunci. Dira pun makin teriak buka pintu nya membuat Randa kaget dan membuka kunci otomatis.
Dira keluar dari mobil untuk segera menjauh dari Randa. Randa pun mengikuti Dira dan berlaku tak sopan lagi dengan Dira, seketika seorang pria memukul Randa sampai jatuh ke jalan.
"Lain kali yang sopan dengan perempuan, kalau dia ngggak mau jangan dipaksa." Jawab pria itu yang tidak lain Papah Kayla.
"Om Hardy?" Ungkap Dira masih gemetar dengan perlakuan Randa. Segera Hardy coba tenangkan Dira dengan memakaikan Dira jasnya.
"Kenapa Om ikut campur urusan gue? ini urusan anak muda Om!" Jawab Randa yang berusaha bangun dan kesakitan di bagian wajahnya yang terkena pukul.
"Anak muda macam apa kamu?" Jawab Papah Kayla mendekati Randa yang masih kesakitan. Randa pun segera berfikir untuk membalas Om Hardy dengan mengadukannya pada ayahnya yang sedang ada kerjasama bisnis di Bali.
"Pak Dirman, antar Dira ke penginapan Kayla." Pinta Papah Kayla pada supirnya yang berada di belakangnya. Hardy sudah tau konsekuensi nya setelah ia memukul Randa anak dari patner bisnisnya di Bali ini. Kemungkinan kecil ia akan di hapus dari daftar nama yang akan di ajak kerjasama.
"Segera pulang, Pak Dirman antar dira ke penginapan." Ungkap Papah Kayla pada Dira dan mengambilkan tas Kayla yang jatuh. Hardy telah siap jika harus batal kerjasama dengan ayah Randa. Tak masalah baginya walau ini adalah kerjasama yang ia tunggu sejak lama.
"Terimakasih Om." Jawab Dira tenang dan segera masuk ke mobil Om Hardy.
~~~
"Pah! kata asisten Papah, proyek besar Papah di batalin sama ayah Randa?" Tanya Kayla menghampiri Papahnya yang sedang rebahan pada kursi tidur di pinggir pantai.
"Udah biasa Kay, namanya juga bisnis." Jawab Papah Kayla dengan mengenakan kacamata hitam menikmati semilir angin pantai.
"Iya tapi, bener ini semua karena Papah bantu Dira?" Tanya Kayla heran dengan Papahnya yang ternyata punya sisi peduli dengan orang lain yang selama ini ia nilai suka menyendiri, hanya bergaul dengan teman kerja ketika ada kerjaan. nggak pernah dengar Papahnya pernah menolong orang lain selain dengan uang.
"Kamu nggak perlu pikirin hal ini, mungkin bukan rejeki Papah. masih banyak kesempatan proyek lain." Jawab Papah santai minum juz buah.
"Iya tapi ini 'kan proyek impian papah selama ini." Jawab Kayla merasa bersalah.
"Papah nggak bisa bayangin kalau yang Dira alami kemarin itu terjadi sama kamu, Papah nggak bisa maafin diri sendiri. Nggak ada satu pun orang yang bisa nyakitin kamu Kayla." Ungkap Papahnya masih tak percaya Randa mau melecehkan Dira.
"Iya pah, Kayla minta maaf. Kayla juga baru tau ternyata Randa itu cowok nggak bener. Kayla ngerti perasaan Papah ... Trimakasih ya Pah, udah tolong temen Kayla." Jawab Kayla merasa bersalah karena sudah kenalin Dira dengan Randa yang ternyata bukan tipe cowok yang baik-baik, ia pun merasa bersalah dengan Dira.
Papah Kayla hanya tersenyum haru dengan Kayla anak satu-satunya yang perhatian dengan nya yang tau semua tentangnya setelah Mamah Kayla memutuskan untuk pulang pergi jakarta singapura karena bisnis, sejak saat itu Hardy menjadi suami yang sering sendiri juga Kayla kekurangan kasih sayang Mamahnya yang ambisius dengan karir bisnisnya. Sampai akhirnya Hardy lebih memilih menceraikan istrinya dari pada harus LDR.
"Papah sayang Kayla, Trimakasih buat perhatian Kayla selama ini ke Papah." Jawab Hardy dengan senyuman yang manis.