Bagi Alea, Akandra bukanlah sosok pria tampan yang menjadi idaman saat pertama bertemu. Malah sebenarnya terlihat biasa saja. Kecuali karena dikaruniai tubuh yang sangat tinggi untuk ukuran orang Indonesia tentunya. Rambutnya sering terlihat lebih panjang dari seharusnya, bahkan sampai menyentuh krah kemeja dibagian belakang. Membuat Alea merasa gemas. Tapi entah kenapa, selalu ada sesuatu membuatnya terlihat menarik.
Mulai dari cara bicaranya yang lembut, tatapan mata yang menyiratkan ketulusan. Perhatian yang penuh saat mendengarkan lawan bicara. Sampai pada hal sederhana seperti kesukaan pria itu akan olahraga. Namun satu nilai plus yang paling dikagumi Alea adalah dedikasi pria tersebut terhadap pelayanan kesehatan masyarakat kurang mampu.
Akandra juga merupakan negosiator ulung atas kekeraskepalaan Alea. Satu-satunya orang yang mampu memberi perintah padanya, dan ia mau melakukan tanpa merasa terpaksa. Benar-benar ciri khas seorang dokter yang mencintai profesinya.
Yang terakhir, ketika mengetahui bahwa Akandra memiliki beberapa klinik yang dibangun untuk orang kurang mampu. Rasanya sulit dijaman seperti ini menemukan seorang dokter sepertinya. Disaat semua orang berlomba mengumpulkan uang untuk bisa terlihat layak. Ia malah dengan santai kemana-mana naik motor meski sebenarnya memiliki mobil.
Benar-benar sosok pria yang berbeda. Malam ini bahkan untuk pertama kali Alea berhasil dipaksa makan malam meski dengan menu sayuran. Dan ajaibnya yang memasak adalah Akandra sendiri. Bagaimana mungkin bila pria itu akhirnya tidak memiliki nilai lebih dimatanya.
Alea menyadari kehidupannya selama ini. Hampir tidak pernah jatuh hati pada pria dari kalangan biasa. Semua mantannya adalah pengusaha. Paling tidak merupakan laki-laki yang tidak perlu memasak sendiri saat ia kelaparan. Mereka memperlakukannya bak seorang putri. Tanpa perlu menyebut dua kali, apa yang ia inginkan pasti sudah ada dihadapannya. Sementara Akandra? Pria itu bukan bagian dari kalangan mereka, meski sangat dihormati diluar sana.
***
Alea baru selesai syuting menjelang tengah malam. Tapi bersyukur, ini adalah hari terakhir. Seminggu ke depan ia mengambil cuti karena ingin berlibur seperti biasa. Setelah memasuki mobil dan mendapatkan posisi yang nyaman, jemarinya mulai berselancar ke dunia maya. Membalas komentar beberapa orang teman pada postingannya. Juga melike postingan rekan atau orang yang ia kenal.
Sampai kemudian menemukan sebuah foto yang diupload oleh Akandra. Dua orang anak yang tengah tertawa diteras sebuah rumah panggung yang rendah, sepertinya didekat pantai atau sungai. Didepan mereka ada seorang ibu yang tengah menjunjung keranjang cucian dan menenteng sebuah ember penuh berisi air. Foto sederhana yang menyiratkan banyak makna. Segera ia menekan tombol hati pada foto tersebut.
Kemudian membuka kolom komentar untuk menulis sesuatu. Namun matanya terpaku saat menemukan sebuah komentar dari sebuah akun bernama Dunia_Lintang.
[Missed that moment so much. Wish you here.]
Ditambah beberapa emoc love disana. Ada rasa tidak suka terselip. Namun belum berani mengatakan apa-apa. Alea merasa bukan siapa-siapa bagi Akandra. Bisa saja pria itu memang baik pada setiap orang. Ia saja yang kegeeran karena dimasakkan tengah malam.
Meski begitu segera jemarinya mencari akun tersebut. Beruntung tidak dikunci. Disana ia menemukan seorang perempuan berambut ikal dengan warna kemerahan akibat terkena sinar matahari. Tengah tertawa lepas bersama beberapa orang anak. Foto tersebut diambil disebuah perkampungan nelayan.
Terlihat beberapa kali foto-fotonya disukai oleh Akandra. Juga ada percakapan mengenai foto yang diupload. Sampai kemudian ia menemukan sebuah foto, saat pria itu merangkul bahu gadis tersebut. Tidak ada caption apapun, namun banyak yang berkomentar dibagian bawahnya.
[Mohon disegerakan.]
[Tunggu apalagi.]
[Jangan ditunda.]
Namun tak satupun yang dibalas oleh keduanya. Mencoba menjawab rasa penasarannya, Alea segera membuka akun milik Akandra. Menelusuri apakah ada foto mengenai gadis itu. Sayang tidak ada, karena foto-foto yang ada diakun pria itu hanya berbau kegiatan sosial yang dilakukannya.
Siapa Lintang? Mereka kelihatannya dekat, karena ada beberapa foto yang ditag pada akun Akandra. Tidak ada panggilan 'dok' seperti yang lain? Menandakan hubungan mereka lebih dari sekedar teman biasa.
Mencoba menahan rasa penasarannya, Alea segera membuka Whatsapnya begitu tiba di rumah. Dilihatnya pria itu baru saja mengubah statusnya menjadi,
[Done for today]
"Apanya yang selesai dok?" tanyanya membuka percakapan.
Tak lama sebuah panggilan masuk. Akandra memang tidak suka mengetik panjang.
"Hei belum tidur? Kamu dimana?"