Akandra menyambut Alea yang baru saja turun dari mobil. Kekasihnya segera memerintahkan sang supir untuk pulang, karena Pak Ahmad sudah terlihat mengantuk. Ia kemudian membantu turun dan mengangkat ujung gaunnya yang hampir saja menyentuh rumput.
"Selamat datang, di kediaman hamba putri cantik." Ucapnya saat mereka hanya tinggal berdua.
"Kamu apaan sih? Kayak dicerita dongeng aja." Protes Alea.
"Ya kan gaun kamu kayak putri-putri di kerajaan dongeng gitu."
"Baju mahal begini kamu bilang kayak putri dongeng. Ini khusus dibuat untukku lho."
"Iya, aku percaya, apa sih yang nggak bisa buat seorang Alea?"
"Tuh kan kamu mulai?"
Akandra akhirnya melepaskan ujung gaun tersebut saat mereka sudah tiba di dalam rumah. Kemudian kembali keluar untuk menutup gerbang sebentar. Diruang tengah ia menemui gadis itu sedang merebahkan tubuh.
"Kalau tadi capek ngapain kemari. Kan mending istirahat di rumah."
"Papi sama mami lagi keluar kota, aku malas sendirian." Ucapnya sambil menatap seisi ruangan. Tidak ada satupun jejak keluarga pria itu disini. Dalam hati ia menimbang untuk menanyakan sesuatu yang selama ini sudah membuatnya penasaran.
"Kok kamu nggak majang foto keluarga sih?"
"Memang nggak pernah buat, kenapa?"
Alea mengerenyit heran.
"Atau foto waktu kamu kecil gitu?"
"Kalau itu ada, aku simpan dialbum. Lagian siapa juga yang mau lihat kemari untuk melihat? Selama ini cuma kamu yang menjadi tamuku."
"Mau lihat dong."
"Boleh, nanti ya. kamu sudah makan?"
"Belum sih, cuma ngemil aja tadi. Kamu masak apa?"
"Ada ayam ungkep, tinggal goreng. Dimakan pakai lalapan dan sambal."
"Boleh deh,"
"Kamu nggak mau ganti dulu?"
"Malas ke mobil ambil baju."
"Pakai kaos atau kemejaku, daripada kamu ribet pakai baju seperti itu."
Sebenarnya Akandra jengah menatap bagian atas dan bawah gaun kekasihnya. Dadanya terekspose juga pahanya. Mengingat belahan gaun dibagian samping cukup tinggi. Sebagai laki-laki dewasa ia merasa jengah menatap tubuh kekasihnya.
"Kamar kamu dimana?" Alea mengalah akhirnya.
Segera pria tersebut segera memimpin menuju kamarnya. Kemudian menyerahkan sebuah kemeja lengan panjang pada gadis itu. Lalu keluar kamar untuk menggoreng ayam. Tak lama Alea keluar sambil tersenyum.
"Lega rasanya sudah ganti, tadi tuh sebenarnya ribet banget, ketat sekali korsetnya." Keluhnya.
"Lagian kamu lebih cantik begini. Duduk saja, sebentar lagi sudah matang."
Alea menurut ia segera membuka ponselnya. Dengan serius perempuan itu menatap sebuah gambar tas. Kekasihnya yang meletakkan ayam yang baru matang menatap sekilas.
"Cantik." Ujarnya.
"Iya, ini lagi dipakai sama Paris Hilton. Seri awalnya sih aku sudah punya. Tapi yang begini persis belum."
"Biasanya kamu beli lagi?"
"Ya dong, tapi sepertinya yang ini masih harus indent karena produk baru peminatnya pasti banyak di seluruh dunia. Modelnya juga lucu banget. Nih aku lagi coba nanya sama personal buyerku, kapan bisa sampai di Indonesia."
"Kamu belanja pakai personal buyer? Kenapa nggak belanja sendiri?"