·
(Dimana aku bisa menemukan kenyamanan saat bersamamu seperti dulu? Sedangkan saat ini dirimu telah jauh dari sisiku, tapi kamu jauh dariku karna satu alasanmu yaitu untuk mengejar masa depanmu dan kamu harus terpaksa meninggalkan aku disini dengan segala kenangan yang pernah kita buat waktu itu yang menemani malam sepiku)
Ku langsung menghentikan ketikan jemariku dan menoleh ke sebuah bingkai foto yang isinya canda tawa kita sebelum kita berpisah. Air mata ini sungguh tak tertahan lagi rasanya saat mengingat yang dulu, kenapa kerinduan ini datang tiba-tiba disaat aku kesepian? dengan gemetarnya jemariku menggapai bingkai itu, tetesan air mataku pun semakin deras melihat foto itu semakin jelas pula. Lalu aku berkata “aku rindu, apa mungkin kita bisa kembali seperti dulu lagi . . ?” Tak lama kemudian, seorang bunda yang selalu menenangkan sekaligus menguatkan perasaan keluh kesahku datang dan mengetuk pintu kamarku. Aku langsung mengusap air mataku agar ini tidak jadi beban bunda, biarlah aku yang mengatasi semua kerinduan ini. Namun, bunda tetap tahu bagaimana perasaan aku saat ini terkadang dalam hatiku kesal kenapa bunda harus ikut campur dalam masalah aku seperti ini?
“Sayang, kamu lagi ngapain? Kok sedih melihat foto Adi?”
Aku langsung mensingkirkan bingkai itu dan melanjutkan karanganku, namun aku harus jujur dan terbuka sama bunda.
“Bun, Nadia boleh ga sedikit cerita sama bunda?” Menatap bola mata beliau yang begitu indah
Beliau menghela nafas dan sambil tersenyum lebar melihat sang putri sematawayangnya yang mulai mau bercerita dengan bundanya.
“Sayang, kamu mau berkali-kali cerita sama bunda dari pagi hingga pagi lagi, bunda siap mendengarkan cerita dari kamu dan bunda siap memberikan solusi ke kamu baik itu disekolah, sahabat-sahabat kamu bahkan tentang percintaan kamu …”
Aku hanya menunduk mendengar ucapan dari bunda yang membuat hatiku luluh dan berat rasanya tapi aku harus juga ungkapkan semuanya.
“Bun, apa bedanya sahabat dengan cinta?”
“ Kalau sahabat itu, orang yang selalu disamping kamu baik suka maupun duka dan tak pernah meninggalkanmu … Belum habis ibunya bercerita, langsung dipotong Nadia
“Jadi, kalau cinta pernah meninggalkan bun. Gitu maksudnya bun?”