Berjalannya waktu, aku sering spend time lebih bersama Ryan daripada sahabatku sendiri meskipun Adi masih syutting di lingkungan kampus aku namun, komunikasi aku dengannya tidak seperti dulu lagi demi tercapainya suatu cara tersebut. Walaupun semua kenangan aku bersamanya dulu masih tersisa dalam hati ini, tapi itu semua aku harus tegar untuk memantapkan keputusan caraku ini. Ryan juga belajar dalam memahami situasi dan kondisi saat ini, saat aku mencoba membahas masa lalu aku waktu bersama Adi, ia selalu berkata…
“Sudahlah Nad, biar yang berlalu tetap berlalu. Yang paling penting saat ini, bagaimana kita bisa belajar dari masa lalu untuk masa depan.”
Ia memang sangat dewasa dalam berpikir dan bijaksana dalam menyampaikan, wajar saja banyak wanita di kampus ini yang tergiur dengan impersonatenya Ryan tetapi yang aku herankan sampai saat ini mengapa harus aku yang berada disampingnya? Padahal diriku ini tidak secantik dari teman-temanku lainnya seperti Caca, Angel, Sasa, Riri namun saat ini aku yang disampingnya, sebenarnya dalam hati berharap ini yang terbaik disuatu saat nanti tetapi tidak akan mungkin harapan ini terjadi, rasaku saja masih aku simpan untuk Adi, bagaimana aku bisa memilikinya jika dalam ruang ini masih ada yang tersimpan. Aku pun mengabaikan itu semua, kembali fokus kepada dia yang disampingku saat ini karena aku ingin membuat orang lain bahagia saat disekitarku.
Kemudian, setelah aku mencoba melepaskan rasa yang lama secara perlahan aku pergi bersama yang lain hidupku serasa lebih tenang dan tidak ada beban dalam benak ini. aku sungguh bersyukur bisa berkesempatan untuk berada disampingnya Ryan, semoga dia bisa menjadi yang terbaik untukku selamanya. Namun, sahabat lamaku selalu bertemu dimana pun aku berada sehingga aku merasa sulit dalam melupakannya dikenyataan walaupun aku sahabatnya tetapi you know.. Ryan selalu berkata seperti ini padaku
“Sudahlah Nad, jika kamu masih merindukannya aku persilahkan kamu untuk melepaskan kerinduanmu pada sahabat Nadia.”
Aku selalu heran dalam setiap perkataannya Ryan dan selalu terlintas pertanyaan dibenakku ini
“Hah..! kok kamu bisa seperti itu?.”
(Ia hanya tersenyum singkat saja)
“Iya ... sebab aku ini kan termasuk orang baru yang muncul dalam hidup Nadia, jadi aku tidak mau hubungan persahabatan kalian yang sudah terbentuk lama sejak kecil, retak hanya karena aku.”
Ryan memang pria sejati, wajar banyak yang mendekatinya kalau dia sudah bertahta pada satu cinta dia akan selalu jaga itu dan takkan pernah lepas sampai kapanpun hingga dia menunggu waktu yang tepat untuk bahagia selamanya. Selain itu juga dia sangat menghargai masa lalu orang lain dan tidak pernah dia mengungkit-ungkit masa lalu dirinya maupun orang lain, aku sangat senang dan bersyukur bisa disampingnya.
Ditengah terik cahaya matahari, dibawah pohon yang rindang aku sama Ryan menikmati angin spoy-spoy yang menerpa ke wajah kami. Tiba-tiba tidak ada angin yang mengundang, Adi datang menghampiri kami dan langsung menarik tanganku ketempat lain, lalu aku menjadi shock dan melepaskan dari pegangannya tetapi . . .
“Ih . . . apan sih lepaskan tidak Adi!.”