Ditengah ia menangis, seketika ada notifikasi whatsapp dari Ryan karena bunyi notifnya berbeda dengan bunyi notifnya Adi dengan sengaja ia memasang bunyi notif yang berbeda agar untuk menyelesaikan masalah tidak bercampur aduk sehingga tidak akan ada yang namanya salah kirim pesan. Nadia hanya melihat layar handphonenya saja lalu membaca notif dari Ryan sekilas namun tidak membukanya supaya hatinya tidak semakin tersayat karena ia sudah jatuh hati kepada Ryan yang selalu membuatnya nyaman, tenang dan aman namun ternyata dia sudah ada yang memilikinya. Karena Nadia tidak membuka whatsapp darinya hingga membuat dirinya penasaran dan khawatir pada Nadia, akhirnya si Ryan mencoba menelfonnya tetapi tidak diangkat olehnya sampai 15x mau masuk ke 17x baru Nadia mengangkat telefon darinya.
"Halo Nad, lo kenapa kok gak baca wa tadi?"
Nadia masih diam membisu dan ia berat untuk berbicara kepadanya tetapi ada keinginan untuk berbicara dengannya namun keadaannya saat itu sangat rumit.
"Halo Nad, lo sakit ya? gue ke rumah lo ya?" Ryan mengulangi pembicaraannya hingga ia mau bicara.
Saat dia menawarkan dirinya ingin ke rumah Nadia, akhirnya ia berbicara juga.
"Halo, gue gak apa-apa kok.”
"Nad, lo kenapa? cerita saja sama gue, gue siap kok.”
Nadia menghela nafas pelan-pelan dan mengalihkan pandangannya ke arah tirai jendela yang ditiup oleh angin pada siang hari, lalu ia berfikir dan bertanya pada dirinya sendiri apakah Ryan itu juga sayang sama dirinya? jika sayang, si Riri perempuan yang dekat kemarin itu siapanya? ia ingin menanyakan soal perempuan itu tetapi berat rasanya bibir Nadia untuk menanyakannya, ia takut perasaanya yang ia rasakan dengan dia semakin jatuh hati hingga semakin kuat rasa cemburunya dan ia tidak ingin menunjukkan rasa jatuh hatinya dahulu kepada Ryan dan ia rela menunggu waktu yang tepat dari Ryan mengatakan isi hatinya kepada Nadia. Cukup lama Nadia membiarkan tawaran dari Ryan di telefon hingga Ryan pun meminta untuk video call agar dirinya dapat melihat apa yang terjadi dengan Nadia.
"Nad, kita vidcall ya. Gue mau liat wajah lo," kata Ryan sambil klik ikon kamera untuk vidcall.
Nadia sungguh kaget dan dia buru-buru menghapus air matanya agar dia tidak tahu apa yang terjadi sekarang dengannya, karena Nadia tidak ingin permasalahan ini diketahui orang banyak termasuk Ryan.
"Nad, lo nangis ya?"
"Tidak ... tadi abis makan sambal pedes."
"Hah?! lo makan sambal, bukan nasi?" Ryan mencoba mengguraunya sambil memancing.
"Hm ... gak gitu juga sih konsepnya, maksudnya makan nasi pake sambal dan sambalnya pedas banget."