“Maaf Adi, gue ke kelas ya sebentar lagi masuk. Ryan, gue duluan.”
“Iya,” Ryan mengangguk pelan sembari melirik kearah Adi.
Tiba-tiba ...
”Lo, mulai sekarang jauhin Nadia. Karena lo, dia berubah.” tatapan Adi ke Ryan.
Ryan pun menghela nafas dan ia menatap Adi balik.
”Ingat ya, gue dekat sama dia bukan unsur sengaja tapi karna takdir.”
Adi senyum singkat lalu ia memalingkan sekejap pandangannya dari tatapan Ryan dan ia kembali menatap matanya.
”Gue sudah dijodohkan dan gue akan menjaga amanah itu.”
”Gue tahu kok tapi gue yakin perjuangan akan selalu menang.” tutur Ryan.
Adi hanya senyum singkat dan mengangkat sebelah alisnya.
”Lo pikir gue tidak berjuang?”
Ryan memalingkan pandangannya ke langit luas sambil menaruh kedua telapak tangannya di saku jaketnya yang berwarna hitam dengan garis liris berwarna putih kuning.
”Gue tidak tahu ya kalau lo berjuang atau tidak, tapi menurut gue kalau lo berjuang tidak mungkin Nadia berusaha menjauh dari lo.”
“Bulshit.” Adi memberikan tinjuan dari tangannya melayang ke wajah Ryan.
Akhirnya mereka berdua berantem benaran di tengah mahasiswa lainnya yang baru datang ke kampus. Tidak lama kemudian, mobilnya Angel sahabatnya Nadia baru datang dan memarkirkan mobilnya lalu ia turun dari mobilnya, tidak sengaja melihat Adi dan Ryan sedang berkelahi. Angel pun mecoba mendekati mereka berdua untuk meleraikan perkelahian mereka yang sedang disaksikan oleh banyak mahasiswa.
“Berhenti kalian berdua.”