Setelah selesai membersihkan kamar mandi, Tante Vey memanggil Rea dengan nada tegas, "Rea, masuklah ke kamarku. Ada yang perlu kita bicarakan."
Rea merasa heran tetapi mengikuti perintah Tante Vey. Begitu ia memasuki kamar Tante Vey, ia disambut oleh pemandangan dinding kamar yang dipenuhi kumpulan foto. Kumpulan foto tersebut menunjukkan berbagai momen keluarga, acara sosial, dan pertemuan yang tampaknya sangat berarti bagi Tante Vey.
Tante Vey duduk di tepi tempat tidur dan menatap Rea dengan serius. "Tolong lihat foto-foto ini dengan seksama. Ada yang mungkin bisa kamu pelajari."
Rea mulai mengamati kumpulan foto yang terpasang, dari berbagai acara keluarga hingga perjalanan liburan. Namun, ada satu foto yang menarik perhatian Rea. Foto tersebut menunjukkan sekelompok orang berjabat tangan dengan gaya yang tidak biasa, jabat tangan itu tampak seperti simbol atau kode tertentu.
Rea memandangi foto itu dengan penasaran, tapi Tante Vey tidak memberikan penjelasan. "Apa yang harus aku lakukan, Tante?"
Tante Vey hanya menggelengkan kepala. "Selesaikan tugasmu dan jangan mengganggu saya lebih lanjut."
Rea meninggalkan kamar Tante Vey dengan perasaan bingung dan penasaran. Ia segera menghubungi Meta dan menceritakan apa yang dilihatnya.
Meta mendengarkan dengan penuh perhatian. "Itu tampaknya mencurigakan. Kita harus menyelidiki lebih lanjut tentang foto itu dan kelompok yang terlibat."
Rea setuju. "Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Tante Vey tidak memberitahuku apapun tentang kelompok itu."
Meta berpikir sejenak. "Kita bisa mulai dengan mencari informasi tentang kelompok dengan gaya salaman itu. Mungkin ada sesuatu di internet atau di perpustakaan lokal yang bisa membantu kita."
Mereka pun memulai pencarian mereka. Meta dan Rea menyelidiki berbagai sumber, membaca artikel, dan mencari petunjuk tentang simbol atau gaya salaman yang tampak dalam foto. Mereka menemukan bahwa gaya salaman tersebut adalah tanda pengenal untuk sebuah kelompok rahasia yang terlibat dalam berbagai aktivitas mencurigakan.
Dengan informasi ini, Meta dan Rea menyadari bahwa kelompok ini mungkin terlibat dalam kegiatan ilegal atau berbahaya. Mereka mulai mengumpulkan lebih banyak bukti dan mencari cara untuk melaporkan temuan mereka kepada pihak berwenang, sambil tetap berhati-hati agar tidak menarik perhatian kelompok tersebut.
Selama proses ini, Meta dan Rea semakin dekat, bekerja sama untuk mengungkap rahasia yang lebih besar dan menjaga keselamatan mereka. Rea merasa lebih berani dan percaya diri, berkat dukungan dan keberanian Meta. Mereka tahu bahwa meskipun mereka menghadapi bahaya, mereka dapat mengatasi tantangan bersama dan melindungi diri dari ancaman yang mengintai.
Setelah selesai membersihkan kamar mandi, Rea kembali ke kamar Tante Vey dengan harapan untuk mendapatkan izin pulang.
"Tante Vey, aku sudah selesai dengan tugas yang Tante minta. Bolehkah aku pulang sekarang?" tanya Rea dengan sopan.
Tante Vey menatap Rea sebentar, lalu mengangguk. "Baiklah, kamu boleh pulang. Pastikan kamu kembali pada waktunya, dan jangan lupa jika ada hal penting yang perlu disampaikan."
Rea mengucapkan terima kasih dan segera keluar dari rumah Tante Vey. Setelah berada di luar, ia langsung menghubungi Meta.
"Meta, aku sudah selesai dengan tugas Tante Vey. Aku ingin bertemu di tempat biasa kita. Apakah kamu bisa datang sekarang?" tanya Rea melalui telepon.
Meta menjawab dengan cepat, "Tentu, Rea. Aku akan segera ke sana. Kita perlu membahas temuan terbaru kita tentang foto dan kelompok itu."
Beberapa saat kemudian, Rea tiba di tempat biasa mereka bertemu, sebuah kafe kecil yang nyaman di pinggir kota. Meta sudah menunggu di meja dekat jendela.