Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #9

Dilema Keselamatan #9

"Tumben kamu jam segini ada di rumah?" tanya Ibu Meta kepada anak semata wayangnya itu.

"Emang kenapa sih, Bu? Ibu nggak senang aku ada di rumah?" tanya Meta dengan cemas.

"Bukan begitu. Akhir-akhir ini ibu lihat kamu sibuk sekali menemui Rea. Ada kepentingan apa sih?" tanya Ibu Meta dengan rasa ingin tahu.

"Kalau aku cerita, ibu mungkin nggak bakal nyambung deh," jawab Meta dengan sedikit ragu.

"Loh, ibu kan lebih tua dari kamu, ibu tahu banyak hal dan lebih berpengalaman. Ayo cerita sini," desak Ibu Meta.

Dengan menghela napas, Meta mulai menceritakan kesibukannya. "Jadi, Bu, Rea dan aku sedang menyelidiki sesuatu yang rumit. Dia merasa ada yang tidak beres dengan keluarga Tante Vey. Kami menemukan bahwa suami Tante Vey terlibat dengan Freemason, dan kami curiga mereka punya agenda tersembunyi."

Ibu Meta tampak marah dan khawatir. "Freemason? Itu organisasi rahasia dan berbahaya. Aku tidak ingin kamu terlibat dalam masalah ini! Ini bukan urusanmu, dan bisa berakibat fatal bagi kamu."

"Bu, kami hanya berusaha melindungi Rea. Ada ancaman nyata dan kami perlu mengungkap kebenarannya," kata Meta dengan penuh tekad.

Ibu Meta mengangkat suaranya, jelas frustrasi. "Aku tidak mau kamu terjebak dalam masalah besar seperti ini! Kamu harus menjauh dari Rea dan situasi ini. Aku tidak ingin anakku, satu-satunya, terkena dampak dari masalah orang lain."

"Bu, aku sudah terlibat dan merasa bertanggung jawab. Kami sedang berusaha mencari bukti dan mungkin akan melibatkan pihak berwenang jika perlu," kata Meta, mencoba menjelaskan.

Ibu Meta menatap Meta dengan tegas. "Tidak, Meta! Aku melarang kamu untuk melanjutkan penyelidikan ini. Kamu harus fokus pada keselamatanmu sendiri. Jika situasinya semakin serius, biarkan pihak berwenang yang menangani, dan jangan sekali lagi terlibat langsung."

"Baik, Bu. Aku mengerti kekhawatiran ibu, dan aku akan berhati-hati. Tapi aku tetap merasa perlu melakukan sesuatu," kata Meta dengan berat hati.

Dengan ketegasan dan kekhawatiran, Ibu Meta mengakhiri percakapan mereka, sementara Meta merasa tertekan namun tetap bertekad. Dia tahu harus menyeimbangkan antara kepatuhan terhadap ibunya dan tanggung jawabnya terhadap Rea.

Lihat selengkapnya