Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #15

Pesan Tentang Palestina #15

Siang itu, Rea duduk di lantai depan rumah Tante Vey, dengan senang hati memijat kaki Tante Vey. Ia tahu bahwa dengan melakukan hal tersebut, Tante Vey akan merasa senang, dan itu membuat hati Rea bahagia.

"Apa yang kamu ketahui tentang Papa?" Tante Vey bertanya, ingin lebih tahu tentang kehidupan ayah Rea selama tinggal bersama Rea.

Rea tersenyum dalam hati. "Ah, mungkin Tante Vey sedang rindu dengan Ayah," gumamnya dalam hati.

Sambil memijat, Rea mulai bercerita tentang ayahnya. "Ayah suka mendengar musik, Tante," katanya. "Ia terutama menyukai lagu-lagu lama, seperti 'Nothing Gonna Change My Love for You' dari George Benson. Lagu itu selalu membuatnya merasa tenang dan damai."

Tante Vey mengangguk, senyumnya semakin lebar. "Ah, ya, Ayah memang selalu punya cara untuk menemukan kedamaian melalui musik. Ia pernah bilang bahwa setiap kali ia mendengarkan lagu-lagu seperti itu, ia merasa seolah-olah dunia ini lebih indah dan segala masalah terasa lebih ringan."

Rea melanjutkan dengan penuh semangat, "Betul sekali, Tante. Ayah juga suka bermain gitar. Kadang-kadang, dia akan duduk di ruang tamu dan memainkan lagu-lagu kesukaannya. Itu adalah salah satu momen favoritku—duduk mendengarkan dia bermain sambil merasa betapa musik bisa menyatukan dan menenangkan hati."

Tante Vey tersenyum lembut, matanya berkilau dengan nostalgia. "Aku ingat, waktu kecil, Ayah sering memainkan gitar untukku juga. Musiknya membawa kenangan indah. Terima kasih sudah berbagi cerita tentang Ayah. Itu membuatku merasa lebih dekat dengan kenangan-kenangan lama."

Rea mengangguk penuh pengertian, merasa bahagia bisa memberikan sedikit kebahagiaan melalui ceritanya. "Aku senang bisa membuat Tante Vey merasa begitu. Ayah selalu mengatakan bahwa kenangan-kenangan indah adalah hal terpenting dalam hidup, dan aku rasa itu benar."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keheningan yang penuh makna, seolah-olah musik yang diceritakan Rea mengisi ruang di antara mereka, menghubungkan masa lalu dan masa kini dalam satu momen yang tenang dan harmonis.

Sambil melanjutkan pijatannya, Rea menambahkan, "Ayah juga sering membahas tentang Palestina. Dia bilang bahwa peperangan di sana sebenarnya lebih merupakan masalah rebutan lahan, bukan masalah agama. Ayah selalu menekankan bahwa konflik tersebut lebih kompleks daripada yang terlihat di permukaan."

Lihat selengkapnya