Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #16

Jati Diri Rea #16

Setelah tiba waktu senja, Rea menerima pesan dari Anton yang mengajaknya bertemu di suatu tempat. Rea setuju, tetapi ia harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu sebelum meninggalkan rumah Tante Vey.

Setelah selesai, Rea bergegas mengeluarkan motor dari garasi Tante Vey. Ketika motornya dinyalakan, Rea tiba-tiba merasakan firasat tidak enak, seolah ada seseorang yang mengincarnya dari belakang.

Rea menoleh ke belakang, namun hanya melihat jalanan yang gelap dan pepohonan rimbun di pinggir jalan. Ia berusaha mengabaikan firasatnya dan terus menyalakan motornya.

Tiba-tiba, leher Rea terasa seolah berputar sendiri. Ia terbelalak ketika melihat seorang pria berdiri di belakangnya. Pria itu juga terkejut saat mata Rea bertemu dengan matanya. Pria tersebut mengelus dadanya, berusaha menenangkan diri dari kejutan.

"Mau apa kamu?" teriak Rea dengan suara tegas.

"Enggak, enggak..." jawab pria itu, tidak menghiraukan pertanyaan Rea. Dia berjalan melewati Rea sambil terus mengelus dadanya.

Rea tidak berkedip dan tetap mengawasi pria itu hingga akhirnya menghilang dari pandangannya. Rasa takut dan cemas menggumpal di hatinya, namun ia tetap berusaha tenang dan berfokus pada tindakannya selanjutnya.

"Aneh sekali, mau apa dia tiba-tiba ada di belakangku?" gumam Rea dalam hati, merasa cemas dan bingung.

Ia berusaha menenangkan diri sejenak, tetap waspada terhadap segala sesuatu di sekelilingnya. "Ini belum berakhir!" pikirnya, bertekad untuk tidak kalah dengan keadaan. Dengan hati-hati, Rea membaca doa untuk melindungi dirinya dan memohon keselamatan.

Setelah merasa sedikit lebih tenang, Rea mulai menjalankan motornya menuju lokasi pertemuan dengan Anton. Ia tetap waspada, memeriksa spion dan memperhatikan sekelilingnya sepanjang perjalanan, berharap bisa segera sampai dengan selamat dan tenang.

Setelah 30 menit mengendarai motor dengan perasaan waspada, Rea akhirnya sampai di lokasi tujuan. Ia memarkir motornya dan segera mencari-cari keberadaan Anton di sekitar tempat tersebut.

Dengan mata yang tajam, Rea memeriksa setiap sudut area, berharap menemukan Anton segera. Kerumunan orang, lampu-lampu yang menyala, dan suasana malam membuatnya lebih sulit untuk menemukan teman. Namun, Rea terus berusaha, mengandalkan intuisinya dan memperhatikan setiap orang yang ada di sekelilingnya.

"Rea, sini!" Anton memanggil dari kejauhan.

Rea merasa sedikit kesal dan berpikir, "Kenapa mesti di tempat ramai begini sih?" Ia mulai bergerak menuju Anton dengan hati-hati. Menghindari kerumunan yang padat, Rea meminta izin dengan sopan untuk bisa mencapai kursi tempat Anton duduk.

Setelah berhasil sampai di tempat Anton, ia akhirnya bisa bernafas lega dan fokus pada percakapan yang akan terjadi, meski masih merasakan kegelisahan dari kejadian sebelumnya.

"Ada apa, Rea? Wajahmu tampak tidak seperti biasanya," tanya Anton, memperhatikan ekspresi Rea dengan cermat. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Lihat selengkapnya