Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #19

Menyelami Pesona Yogya dan Solo #19

Pagi itu, Rea bangun dengan semangat yang menggebu. Ini adalah pertama kalinya ia sarapan di hotel, dan rasa ingin tahunya membuatnya bersemangat untuk menjelajahi berbagai hidangan yang tersedia. Dengan langkah ceria, ia mengikuti Tante Vey menuju ruang makan.

Sesampainya di ruangan luas yang dipenuhi dengan meja-meja sarapan, Rea terpesona melihat suasana yang hidup. Banyak orang sudah mulai mengambil piring dan mengisi makanan, sementara yang lain sedang menikmati sarapan mereka dengan tenang. Rea merasa kagum dengan variasi makanan yang disediakan oleh hotel.

Ia mengambil piring dari meja dan mulai menjelajahi berbagai pilihan yang tersedia. Pilihannya jatuh pada roti croissant yang lezat untuk memulai sarapan paginya. Setelah mengambil croissant, ia melanjutkan untuk menambahkan beberapa potong buah segar dan segelas susu. Dengan piring yang penuh, Rea mencari meja untuk duduk bersama Tante Vey.

Setelah duduk, Rea menyantap croissantnya dengan penuh rasa syukur. Makanan pagi yang lezat dan suasana santai membuatnya merasa lebih baik dan siap untuk hari yang baru. Tante Vey bergabung dengannya, dan mereka berbicara ringan sambil menikmati sarapan. Mereka membahas rencana untuk hari itu dan beberapa tempat menarik yang akan mereka kunjungi.

Selama sarapan, Rea merasa semakin nyaman dan bahagia. Momen ini memberinya kesempatan untuk bersantai dan menikmati waktu pribadi sebelum melanjutkan kegiatan tur. Dengan semangat baru dan perasaan positif, Rea siap menghadapi petualangan hari itu dengan penuh antusiasme.

Setelah sarapan, seluruh rombongan tur bersiap untuk meninggalkan hotel. Tante Vey meminta Rea untuk membawa beberapa barang dari kamar, termasuk sampo, sabun, teh, gula, dan sendal hotel. Rea merasa bingung dan cemas. “Apa benar ini boleh dibawa pulang?” tanyanya, khawatir akan dianggap mencuri jika ketahuan membawa barang yang bukan miliknya.

Tante Vey menjelaskan dengan sabar bahwa barang-barang seperti odol, sabun, sampo, teh, gula, dan sendal hotel sebenarnya disediakan untuk tamu dan bisa dibawa pulang sebagai bagian dari fasilitas hotel. Mendengar penjelasan tersebut, Rea merasa lega dan segera mengemas barang-barang tersebut ke dalam tasnya.

Setelah semua persiapan selesai, Rea bergabung dengan rombongan yang sudah menunggu di bus. Dengan hati yang lebih tenang, ia duduk dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju Solo. Selama perjalanan, Rea merasa lebih santai dan menikmati pemandangan sepanjang rute.

Saat rombongan tur tiba di Candi Prambanan, Rea terpesona oleh keindahan dan kemegahan candi tersebut. Arsitektur Hindu yang menakjubkan dan patung-patungnya yang detail membuatnya takjub. Dia mengagumi struktur candi dan berusaha memahami sejarah serta makna di baliknya.

Tante Vey dan peserta tur lainnya tampak bersemangat menjelaskan berbagai aspek dari candi. Meskipun Rea memiliki keyakinan berbeda, ia menghargai pengetahuan yang dibagikan dan berusaha mendalami informasi dengan antusias.

Saat mereka berjalan di sekitar kompleks candi, Rea memperhatikan bahwa beberapa peserta tur mulai berdiskusi tentang pengaruh sejarah dan budaya terhadap kepercayaan masing-masing. Ia merasa nyaman untuk berpartisipasi dalam diskusi tersebut, berbagi perspektifnya tentang pentingnya menghargai warisan budaya sambil tetap menjaga prinsip-prinsip keyakinan pribadi.

Rea juga menemukan momen-momen ketenangan saat menikmati pemandangan indah candi dan suasana sekitar. Dia merasa semakin terhubung dengan pengalaman tur ini, dan memahami bahwa perjalanan ini tidak hanya tentang melihat tempat-tempat baru, tetapi juga tentang membangun jembatan pengertian antara berbagai latar belakang.

Lihat selengkapnya