Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #20

Kesaksian Om Suren #20

Di ruang tengah rumah milik Om Suren, Rea dan istri Om Suren duduk bersama menonton TV. Suasana di ruangan itu terasa nyaman dan hangat, meski istri Om Suren lebih memilih untuk diam sambil menikmati acara yang sedang tayang. Wajahnya yang meneduhkan dan penuh kelembutan menambah rasa tenang di sekitar mereka. Rea merasa nyaman dalam keheningan ini, sepenuhnya terlibat dalam tontonan tanpa merasa perlu mengeluarkan kata-kata.

Sementara itu, di ruangan lain, Tante Vey sedang berbincang hangat dengan Om Suren. Mereka berbicara tentang berbagai hal—mulai dari kenangan lama hingga rencana-rencana masa depan. Topik perbincangan mereka berganti-ganti, tetapi keduanya tampak sangat menikmati kebersamaan itu. Rea, yang tengah menikmati masa liburannya, memilih untuk tidak ikut campur dalam percakapan tersebut. Baginya, liburan ini adalah kesempatan langka yang tidak akan datang dua kali, dan ia ingin memanfaatkannya sebaik mungkin tanpa terganggu oleh hal-hal lain.

Suatu ketika, setelah beberapa jam menikmati waktu sendiri, Rea memutuskan untuk mengejutkan Om Suren dan Tante Vey dengan menyajikan beberapa camilan buatan tangan. Ia dengan cekatan menyiapkan piring-piring berisi kue kering dan buah segar, lalu membawanya ke ruang tamu.

Ketika Rea memasuki ruang tamu dengan penuh antusiasme, Om Suren dan Tante Vey menghentikan percakapan mereka dan menyambutnya dengan senyum hangat. Istri Om Suren juga ikut bergabung, dan suasana di ruangan menjadi semakin akrab dan ceria.

"Eh, kok ada kucing nggak punya rambut?" ucap Rea terkejut sambil menunjuk ke arah jendela.

"Heh, apa lu? Lu mau sebut gue botak-botak gitu ya?" desak Om Suren, mulai meledek Rea dengan nada bercanda.

"Bukan, Om, bukan. Itu tadi kucing lewat di luar, nggak ada rambutnya," jawab Rea sambil menahan tawa, melihat Om Suren yang langsung mengusap-usap kepalanya seolah-olah mengusap bola lampu cenayang.

Tante Vey yang melihat kejadian itu tak bisa menahan tawa, dan suasana menjadi semakin ceria dengan lelucon tersebut. Om Suren ikut tertawa, merespons keisengan Rea dengan senyum lebar, sambil melanjutkan percakapan ringan mereka. Momen-momen kecil penuh canda seperti ini menambah kehangatan suasana dan membuat liburan Rea semakin berkesan.

"Rea, kamu nggak sholat? Ini sudah waktunya adzan," tanya Om Suren dengan nada sedikit khawatir sambil melihat ke arah jam dinding.

"Rea lagi halangan, Om Suren. Rea sholatnya nanti ikut jam Arab," jawab Rea sambil terkekeh.

Tante Vey yang mendengar ledekan Rea hanya tersenyum sambil menahan tawa. Om Suren juga tidak bisa menahan tawa melihat kejahilan Rea. Suasana semakin ceria dengan tawa mereka, dan keakraban di antara mereka semakin terasa kuat.

“Ya sudah, kalau begitu, nikmati saja waktu liburannya. Tapi jangan lupa sholatnya ya,” kata Om Suren sambil tersenyum.

Lihat selengkapnya