Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #23

Langkah Terakhir Bu Mira #23

"Ya tante, maaf Rea baru angkat telepon," jawab Rea sambil memegang ponselnya. Dia berdiri di balkon rumah sakit, di depan ruangan tempat bapaknya dirawat. Rea merasakan angin di siang hari itu terasa dingin, mencoba meredakan kegelisahan di dalam dirinya. Sementara itu, di dalam ruangan, ibunya hanya bisa duduk di kursi, memegang tangan suaminya sambil menatap wajah dokter yang tengah memberikan penjelasan.

"Kemana saja kamu baru angkat telepon?" tanya Tante Vey dengan nada khawatir.

"Aku sedang di rumah sakit, Tante. Papa sedang kritis," jawab Rea dengan nada menyesal.

Tante Vey terkejut, dan ekspresi cemas muncul di wajahnya. "Oh, Tuhan. Aku minta maaf mendengar ini. Apakah ada yang bisa aku bantu?"

Rea menggeleng pelan. "Untuk saat ini, hanya dukungan dan doa yang kami butuhkan. Dokter belum memberikan banyak informasi, tapi kami berharap ada perkembangan positif."

Tante Vey mengangguk, menunjukkan empati dan kepedulian. "Baik, Rea. Aku akan terus berdoa untuk kesembuhan papamu. Jika ada yang bisa aku bantu, jangan ragu untuk menghubungiku."

Rea tersenyum lemah, merasa sedikit lega dengan dukungan dari Tante Vey. "Terima kasih, Tante. Aku akan menghubungi jika ada yang mendesak."

Rea melirik ke arah ibunya dari balkon, berharap mendapatkan informasi terbaru. Ketika dokter keluar dari ruangan, Rea dan ibunya bertemu di lorong. "Bagaimana, Dok?" tanya Rea, mencoba menahan suara yang bergetar.

Dokter menyapanya dengan tatapan lembut. "Kondisi Bapak masih stabil, tapi kami harus terus memantau. Kami telah memulai perawatan intensif dan berharap ini akan membantu. Namun, kita harus bersabar dan terus berdoa."

Ibunya mengangguk pelan, berusaha menahan tangis. Rea menggenggam tangan ibunya erat, memberikan dukungan moral. "Kami akan melalui ini bersama-sama," kata Rea, berusaha memberi semangat pada ibunya dan dirinya sendiri. Mereka kembali memasuki ruangan, siap untuk mendampingi suami dan ayah tercinta, sambil berharap yang terbaik untuk pemulihannya.

"Rea, kamu tunggu di sini sebentar. Ibu mau ke ruang administrasi dulu," ucap Bu Mira kepada anaknya.

"Baik, Bu," jawab Rea sambil menghampiri bapaknya.

Bu Mira melangkah menuju ruang administrasi dengan berkas-berkas di tangannya, cemas memikirkan total biaya rumah sakit suaminya. Tabungannya sudah menipis, setelah digunakan untuk biaya sekolah adik Rea dan biaya rumah sakit.

Lihat selengkapnya