Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #29

Jalan Menuju Kebebasan #29

"Rea, coba lihat siapa yang datang," ujar Bu Mira kepada anaknya. Rea, yang sedang sibuk menulis di depan laptop, melirik sebentar. "Siapa?" tanyanya sambil berusaha melihat sosok tamu. "Itu, loh," kata Bu Mira sambil menunjuk ke arah Meta dan ibunya yang baru tiba di ruang rawat inap ayahnya.

Rea memandang ke arah yang ditunjuk ibunya dan melihat Meta serta ibunya memasuki ruang rawat inap dengan wajah penuh kekhawatiran. Meta, teman sekelas Rea yang sering dia ajak ngobrol di sekolah, tampak cemas saat melihat Rea. Ia tersenyum lemah saat matanya bertemu dengan mata Rea.

"Rea, kami datang untuk memberikan dukungan. Bagaimana keadaan ayahmu?" tanya Meta, suaranya penuh empati.

Rea menghela napas panjang sebelum menjawab. "Belum banyak perubahan. Dokter bilang kita harus sabar. Terima kasih sudah datang, Meta. Itu sangat berarti bagi kami."

Ibunya Meta, yang sudah lebih dulu menyapa Bu Mira, menyampaikan doa dan harapan terbaiknya untuk kesembuhan ayah Rea. Suasana menjadi lebih hangat dengan kehadiran mereka, meski kekhawatiran tetap membayangi.

"Kalau ada yang bisa kami bantu, tolong bilang saja," tambah Ibunya Meta dengan tulus.

Rea mengangguk, merasakan sedikit ketenangan dari dukungan yang diberikan oleh teman Rea dan ibunya. Ia tahu bahwa, meskipun situasi sulit ini, ada banyak orang yang peduli dan siap membantu.

"Bisakah kita bicara sebentar, Rea? Aku ingin memberitahumu sesuatu," ujar Meta, mencoba mengajaknya berbicara di luar kamar.

"Baiklah," jawab Rea, sambil memimpin Meta menuju kantin rumah sakit.

Meta dan Rea melangkah keluar dari kamar rawat inap dan menuju kantin rumah sakit. Sesampainya di kantin rumah sakit, Meta sibuk memesan minuman dan cemilan untuk menemani obrolan mereka.

Setelah mendapatkan pesanannya, Meta duduk di meja dan memandang Rea dengan ekspresi serius. "Rea, sebenarnya aku datang bukan hanya untuk menjenguk," kata Meta. "Ada sesuatu yang penting yang perlu aku sampaikan. Ini tentang Anton dan kasus yang sedang kita hadapi. Aku rasa kamu perlu tahu."

Rea menatap Meta dengan penuh perhatian, siap mendengarkan apa yang akan dikatakan temannya.

"Ya, apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Rea, penasaran.

"Kemarin, aku melihat Anton bertemu dengan Mister Don di depan toilet bioskop," jawab Meta.

Mendengar ucapan Meta, Rea terlihat syok dan terkejut. "Apa? Anton dan Mister Don? Apa yang mereka lakukan di sana?" tanyanya dengan cemas, mencoba memahami informasi yang baru saja diterimanya.

"Mereka membicarakanmu, Rea. Mister Don menyuruh Anton untuk melepaskanmu," ucap Meta.

Lihat selengkapnya