Dua Samudra

Indah lestari
Chapter #32

Menemukan Jodoh yang Tepat #32

"Ibu lihat kamu sibuk terus dengan ponsel kamu?" Tanya Bu Mira yang sejak beberapa hari ini selalu memperhatikan anaknya diam-diam.

"Iya, Bu, aku sibuk cari jodoh. Kan Ibu sendiri yang suruh aku untuk nikah," ucap Rea sambil tetap menatap layar ponselnya.

Bu Mira menghela napas dan duduk di sebelah Rea. "Rea, Ibu bukan bermaksud untuk membuatmu tertekan. Ibu hanya ingin kamu bahagia. Tapi, apakah kamu yakin cara ini yang terbaik?"

Rea mengalihkan pandangannya dari ponsel dan menatap ibunya. "Maksud Ibu?"

"Ibu hanya khawatir kalau kamu terlalu fokus pada aplikasi dan lupa bahwa jodoh juga bisa datang dari tempat-tempat yang tidak terduga. Kadang-kadang, kita perlu lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang di sekitar kita."

Rea mengangguk perlahan. "Aku paham, Bu. Aku hanya merasa kalau aplikasi ini lebih mudah untuk menemukan seseorang yang cocok."

"Memang, teknologi bisa membantu, tapi jangan sampai kamu melupakan hal-hal sederhana seperti bergaul dengan teman atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Kadang-kadang, cinta datang saat kita tidak sengaja mencarinya."

Rea merenung sejenak sebelum berkata, "Terima kasih, Bu. Aku akan coba lebih memperhatikan saran Ibu."

"Tapi sepertinya aku sudah merasa nyaman dengan grup pencari jodoh yang sedang aku ikuti, Bu. Ini sesuai dengan ajaran agama kita," ucap Rea.

"Maksud kamu?" tanya Bu Mira, bingung dengan ucapan anaknya.

Rea menjelaskan, "Grup ini menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai-nilai agama kita, seperti mencari pasangan yang memiliki kesamaan keyakinan dan tujuan hidup. Aku merasa ini adalah cara yang tepat dan aman untuk menemukan jodoh."

Bu Mira mengangguk perlahan. "Jika itu yang membuatmu merasa nyaman dan sesuai dengan keyakinanmu, Ibu akan mendukung keputusanmu. Tapi, ingatlah untuk selalu berhati-hati dan jangan terlalu terpaku hanya pada satu cara."

Rea tersenyum. "Aku akan tetap berhati-hati, Bu. Terima kasih atas pengertiannya."

Ketika pandangan Rea teralihkan karena harus menatap wajah ibunya ketika mengobrol, ia kembali fokus ke layar ponselnya. Ia menemukan postingan baru dari grup yang ia ikuti.

Grup itu memposting biodata seorang lelaki sederhana yang siap untuk menikah. Lelaki tersebut mencari wanita yang suka memakai jilbab ketika keluar rumah dan mau patuh kepada suaminya.

Entah kenapa, Rea merasa sangat tertarik dengan postingan tersebut. Ia melanjutkan membaca, "Jika ada wanita yang berminat dengan pria sederhana tersebut, silakan hubungi admin."

Dengan cekatan, Rea menghubungi admin grup dan menyatakan ketertarikan terhadap pria sederhana itu. Ia mengikuti kata hatinya dan merasa sangat senang dengan keputusan tersebut.

Perasaan bahagia meliputi Rea saat ia membayangkan kemungkinan masa depan dengan seseorang yang memiliki nilai-nilai yang sama dengannya. Ia berharap ini adalah langkah awal yang baik menuju kebahagiaan dan kehidupan baru.

Setelah menghubungi admin grup dan menyatakan ketertarikan terhadap pria sederhana itu, Rea mendapatkan instruksi dari admin. Ia diminta untuk menyerahkan biodatanya sendiri agar bisa disampaikan kepada lelaki tersebut. Admin menjelaskan bahwa, untuk menjaga agar proses ini sesuai dengan aturan agama dan menghindari perzinahan, kedua calon pasangan tidak diperbolehkan berkomunikasi langsung. Sebagai gantinya, akan ada pihak ketiga yang bertindak sebagai penghubung.

Lihat selengkapnya