Dua Sisi

HumairaLiska
Chapter #2

Chapter 01 | Dia kembali

oo0oo

“Terlihat seperti kamu, tetapi mengapa berbeda dan tidak mengenaliku sama sekali.” --Altair Mahardhika

oo0oo

Dengan gerakan perlahan, sebuah koper hitam di seret kesana-kemari oleh gadis yang rambut cokelat itu. Bibirnya yang merah alami tercebik beberapa kali, menandakan kalau dia sangat kesal.

Bandara internasional Soekarno-hatta menjadi sangat menyebalkan menurutnya, apalagi dengan orang yang berlalu-lalang. Membuat gadis itu tambah kesal saja. Bisa di hitung, sudah hampir satu jam ia menunggu di sini setelah pesawat mendarat.

Gadis itu mendudukkan dirinya di salah-satu bangku panjang, mata cokelat terangnya memindai setiap orang yang berlalu-lalang. Dia kembali berdecak saat orang yang ingin ditemuinya tak kunjung datang.

"Mommy kemana sih? Katanya gue bakalan di jemput." Bibir gadis itu tak henti-hentinya mencebik. Jemarinya pun ikut menari dengan lincah di atas keyboard ponsel.

"Apa Mommy kesel ya?" Pikir gadis itu, detik berikutnya dia berteriak pelan. "Hello! siapa yang bisa kesel sama Lyra ayudia maheswari?" tanyanya pada diri sendiri.

Gadis yang menyebut namanya Lyra itu tampak asik men-scroll media sosialnya. Sampai bunyi memalukan, yang berasal dari bawah—perutnya—membuat dia meringis.

"Well, kayaknya gue butuh asupan karbohidrat deh. Oke perut! Let's go!"

Dalam satu kali hentakan, gadis itu berdiri tegap. Tak lupa kembali memasangkan kaca mata hitam dan sesekali mengibaskan rambutnya yang berwarna coklat gelap itu.

oo0oo

"Mbak! Saya pesen spaghetti sama milkshake oreo ya."

Pelayan itu hanya mengangguk dan menuliskan pesanan Lyra dalam notes. Setelah berjalan sedikit dari bandara, Lyra menemukan café yang sangat nyaman menurutnya.

Hampir dua tahun menjalani kehidupan di Berlin, Jerman. Membuat lidahnya terbiasa dengan makanan western. Bukannya dia sombong atau tidak mencintai makanan dari negara kelahirannya, hanya saja untuk saat ini pengecapnya belum siap melahap kembali makanan indonesia.

Drrrrttt... Drrrrttt...

"Mommy?!" pekik Lyra dengan tertahan saat layar ponsel yang berada atas meja, menampilkan nomor sang Mommy.

"Ya ampun! Ya ampun! Gue lupa ngabarin kalo udah keluar dari Bandara. Kalo Mommy jadi jemput gue ke bandara gimana nih?" ringisnya yang kini menggigit kuku karena gugup sekaligus bingung.

Setelah memenangkan dirinya, Lyra menggeser tombol answer pada benda pipih itu, lalu menempelkannya pada telinga.

"Kamu di mana sih?! Mommy udah nungguin dari tadi!"

Baru saja dirinya ingin berbicara, mulutnya kembali terkatub saat mendengar omelan di seberang sana. Lyra sebenarnya sudah terbiasa dengan hal itu, tetapi dia tetap saja lupa untuk menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Sorry! I'm tired for waiting of you, Mom," cicit Lyra berharap akan di maafkan.

"Kamu ini yah? selalu aja seenaknya!" sembur sang Mommy lagi.

"I know, I know! Lily lagi makan di café. Sekarang Mommy di mana?" tanya Lyra mengalihkan pembicaraan.

"Mommy masih di kantor, tapi Mommy udah suruh pak Jono buat jemput kamu. Kan, kasian dia nyarin kamu satu bandara."

Lihat selengkapnya