oo0oo
“Dia pemuda yang aneh, apalagi saat melihatku dengan tatapan yang berbeda. Seolah-olah takdir kami pernah bersinggungan sebelumnya.” —Lyra Ayudia Maheswari
oo0oo
Lyra mengerjabkan matanya beberapa kali. Walaupun masih terasa berat, dia berusaha membuka matanya. Baru setelah itu, dia menyibakkan selimut tebal yang membungkus tubuhnya selama semalaman.
Langkah kembali mundur saat hendak ke kamar mandi karena tidak sengaja melihat sesuatu di balik pintu. Matanya langsung terbelalak saat melihat sepasang seragam sekolah yang sangat dikenalinya.
Almamater biru tua, kemeja putih didalamnya dengan rok berwarna krem. Lyra melompat dari tempat tidurnya dan berteriak histeris seraya memeluk seragam sekolah favoritnya.
Dengan pergerakan secepat kilat, Lyra memulai rutinitas paginya dengan semangat yang membara. Untuk pertama kalinya, seorang Lyra Ayudia Maheswari bisa sesemangat ini pergi ke sekolah.
"MOMMY!" teriaknya dengan girang saat menuruni tangga dari lantai dua.
"What happen?" Mommy balas bertanya. Pasalnya kemarin sang putri sangat kesal dengannya.
"I'm so happy!" Dalam sekejap, Lyra sudah memeluk sang Mommy dari arah samping. "Thanks for this," ujarnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah seragam yang sedang dia kenakan.
"Hmm... Mommy pikir kamu meluk Mommy gini karena kamu kangen," protes—Andien—sang Mommy dengan nada merajuk.
"Ih Mommy! Lily itu dari kemarin udah kangen sama Mommy. Tapi seragam ini buat Lily lupa," ucap Lyra di sertai dengan cengiran bodoh.
"Dasar," cibir Mommy yang gemas pada Lyra, putri kesayangannya.
"Ya udah,sekarang kita makan. Duduk sini."
"Nasi goreng pete? Are you serious mom?" Lyra menatap Mommynya tak percaya.
"Yeah, You see that," sahut mommy dengan tatapan yang fokus pada iPad di depannya.
"Mom, Lily itu biasanya makan roti atau sereal. Kalo makan nasi goreng pete.Yang ada mondar-mandir ke toilet."
"Sok soan kamu, udah cepet makan! Kalo enggak mau itu, ya udah ambil roti aja tuh." Mommy menunjuk roti dengan dagunya.
Lyra hanya mendengus, menatap sang Mommy yang sangat lahap memakan nasi goreng pete.
Mereka sarapan pagi dalam keadaan hening. Lyra fokus pada makanannya, sedangkan sang Mommy sarapan sambil membaca artikel dan memeriksa berkas yang di kirim oleh sekretarisnya melalui iPad tadi.
"Mom, Lily berangkat ya?""
"Eiits! Tunggu, biar Mommy yang anter. Hari ini kan hari pertama kamu masuk sekolah baru."
"Oh ayolah mom! Lily mau masuk SMA, bukan TK," ucapnya tak terima.
"Mommy enggak nanya pendapat kamu, tuh." Mommy langsung menarik tangan putrinya dan menyeretnya keluar.
"Ayo cepetan!" serunya dengan semangat.
oo0oo
Dalam perjalanan, Lyra hanya memandang keluar jendela. Menikmati suasana jakarta di pagi hari. Walaupun dua tahun telah meninggalkan tempat ini, Jakarta masih sama. Masih macet di pagi hari dan sertai dengan bunyi klakson yang saling bersahutan.
"Honey! Kamu udah tau kan, soal sekolah baru kamu?" tanya Mommy yang masih sibuk berkutat dengan iPad-nya.
"Udah, dari dua tahun lalu malah," jawabnya cepat. Dia tidak tahu saja, jika ucapannya membuat pergerakan Mommynya terhenti.
"Ly." panggil Mommy dengan nada sendu.
"Yes mom?"
"Kamu enggak benci kan, sama Mommy? Soalnya mommy udah ngirim kamu ke Berlin."
"Mom, Lily selalu yakin, apapun yang Mommy lakukan itu untuk kebaikan Lily. Benar kan?" balasnya dengan tersenyum. Lyra tidak mau Mommy menyalahkan dirinya atas kepindahan dia dua tahun lalu.
Jujur saja, awalnya dia memang sangat marah karena di pindahkan dengan alasan sepele. Dia juga tidak ingin munafik dengan mengatakan kalau dia bahagia disana. Home schooling, tidak punya teman, tidak bebas dan tidak bisa merasakan masa muda layaknya remaja normal. Membuat Lyra hampir saja depresi saat menjalani kehidupannya di sana. Itu lah mengapa akhirnya Aunty mengirimkannya kembali ke indonesia, tentu saja setelah mati-matian membujuk Mommy-nya.