oo0oo
“Siapapun dan darimana pun dia berasal. Aku yakin, kami saling terhubung.”
oo0oo
"Bengong aja lo," tukas seorang pemuda berlesung pipi, yang baru saja bergabung dengan temannya.
"Ap—"
Baru saja ingin buka suara, suara lain malah mengurungkan pergerakan mulutnya.
"Altair! Lo udah tau belum soal anak baru yang mirip Vella itu?!" pekik seorang gadis berambut sebahu, yang tiba-tiba duduk di samping pemuda yang dipanggil Altair itu.
"Apaan sih lo?" balas Altair dengan ketus. Baginya suara cempreng gadis itu sangat menganggu, Altair benci suara seperti itu.
"OMG! Altair, Lo masih aja santai kayak gini?" gadis itu masih saja mengoceh di samping Altair yang kini sudah menatapnya jengah.
"Udah deh, gue lagi enggak mau bahas itu. Mendingan lo pergi sebelum gue usir pake cara kasar," balas Altair yang masih bersikap ketus.
"Aish, lo selalu aja gitu sama gue." Gadis itu mencebikkan bibirnya yang dilapisi lipstik, baru setelah melenggang pergi dari sana.
Bak tamu yang tak diundang, para gadis datang silih berganti hanya ingin caper dengan alasan berita yang sedang menghebohkan itu.
Untungnya kedua teman Altair kompak mengusir siapa saja yang ingin berbicara dengannya. Lewat tatapan tajam yang diberikan, mereka pun mengurungkan niatnya untuk berbicara dengan Altair.
Altair Mahardhika, Siapa yang tak kenal dengan pentolan sekolah yang satu ini. Ucapannya ketus, suka berantem dan point pentingnya adalah dia mantan ketua gangster ternama di sekolahnya. Postur tubuhnya juga sangat mendukung, apalagi otot bisep yang terlihat saat dia melipat lengan bajunya. Walaupun terkenal bad boy, ketampanan pemuda itu tetap saja membuat para gadis yang melihatnya langsung bertekuk lutut. Bahkan untuk pertemuan yang pertamakali.
Tentu saja karena garis wajah pemuda itu seperti garis wajah orang timur tengah, kenapa lagi jika bukan karena dia memang blasteran arab-indo. Sebagai lelaki, dia nyaris sempurna untuk di jadikan idaman setiap wanita.
"Bim," panggil Altair pelan. Bima yang merasa terpanggil pun menoleh ke arahnya.
"Cari tau soal cewek tadi," ujarnya sebelum melenggang pergi meninggalkan kantin.
Bima, sang sahabat hanya bisa menghela napas panjang. Dia dan satu lagi sahabatnya, Shakti. Sangat tahu masalah apa yang sedang Altair hadapi saat ini. Mungkin, lebih baik sekarang mereka membiarkan temannya itu untuk menenangkan diri terlebih dahulu.
Bima Sebastian Kyle dan Shakti Abimanyu, sudah bersahabat dengan Altair Mahardhika sejak mereka duduk di bangku SMP. Kecocokan antara mereka, membuat persahabatan itu berlanjut hingga saat ini. Walaupun orang melihat mereka sebagai anak yang nakal, tetapi ada satu hal yang orang tidak tahu tentang mereka. Yaitu alasan mengapa mereka menjadi nakal dan beringas seperti itu, karena memang selalu di tutup rapat.
ooOoo
Berulang kali, helaan napas lolos dari hidung bangirnya. Lyra, gadis itu duduk sendirian di taman depan kelas. Bukan tanpa alasan dia lebih memilih ke taman di bandingkan pergi ke kantin. Alasannya banyak.
Pertama; karena taman ini sangat indah, seperti taman di Berlin. Kedua; tidak ada yang mengajaknya ke kantin. Dan yang ketiga; tempat ini ternyata jarang di kunjungi, jadi sangat pas untuk dia yang belum memilki teman. Itulah mengapa dia lebih suka opsi pertama, karena opsi kedua dan ketiga begitu menyedihkan.