Dua Sisi

HumairaLiska
Chapter #13

Chapter 12 | Si biang kerok

oo0oo

“Lo jual, gue beli. Lo lawan, gue hadapi”  --Lyra Ayudia Maheswari

oo0oo

"Lyra ayudia maheswari, Sagitta archana, Alkan dafianza dan Deni indrawan. Kalian kelompok terakhir."

"Baik, Buk."

"Anak-anak, tugas kalian itu bakalan dipresentasi hari kamis ini. Jadi, sekarang kalian duduk berkelompok buat nentuin tugas masing-masing anggotanya," kata bu Sajidah. Guru perempuan yang memakai hijab itu pun langsung mengomando anak didiknya untuk duduk sesuai anggota kelompok masing-masing.

Lyra tampak girang saat dirinya satu kelompok dengan Sagitta. Temannya itu sangat membantu dalam pelajaran. Apalagi untuk Lyra yang sangat tertinggal, karena perbedaan sistem pembelajaran di sini dengan di Berlin.

"Kayaknya tugas kelompok enggak bakalan keburu, deh, kalo cuma hari ini aja," ujar Alkan yang kebetulan menjabat sebagai ketua kelompok.

"Terus gimana?"

"Kita perlu belajar kelompok di rumah. Kalian ada usulan di rumah siapa?"

Buru-buru Lyra mengacungkan tangannya, sampai ketiga temannya tampak girang. Namun, ucapannya malah membuat mereka bereaksi sebaliknya. "Jangan di rumah gue ya, soalnya gue lagi nginep di rumah tante."

"Yee ... kalo bukan di rumah lo, enggak usah nunjuk tangan kali," cibir Sagitta, gondok dengan kelakuan Lyra.

"Gue kan, enggak mau nolak kalian. Makanya gue bilang duluan."

"Udah-udah, di rumah gue juga enggak bisa. Lo tau sendiri kan, kalo rumah gue paling jauh dari sekolah?" ungkap Deni menengahi perdebatan mereka.

"Lo git? Rumah lo bisa enggak?" tanya Alkan lagi.

"Boleh deh, di rumah gue. Kalian datengnya pas pulang sekolah aja nanti."

"Oke, jadi sekarang kita bagi tugas masing-masing. Gue sama Sagitta bakalan nyari bahan di internet terus gue simpan di flashdick. Lo sama Lyra yang print sama fotokopi bahan ini buat yang lain. Ada pertanyaan?" Alkan membagi tugas sesuai kemampuan masing-masing. Walaupun belum hampir sebulan Lyra sekelas dengan mereka. Tapi mereka sudah tahu jika Lyra sedikit lambat dalam hal pelajaran.

Lyra kembali mengacungkan tangan nya kembali. "Nanti yang presentasinya siapa?" tanyanya polos.

Alkan menatapnya dengan senyuman paksa. Dia baru tahu jika Lyra setertinggal itu dalam belajar.

"Kita berempat, nanti ada yang jelasin bahannya dan ada yang jawab pertanyaan. Sesuai kemampuan aja." Alkan berusaha menjelaskannya lagi

"Oh gitu. gue kan, kurang paham nih, jadi...." Lyra tersenyum penuh arti ke arah mereka. Berharap dapat dispensasi karena dia baru saja beradaptasi.

"Ja ... di, sebagai teman yang baik. gue bakalan bantuin lo," sambung Sagitta, mengenyahkan keinginan Lyra yang sudah terbaca.

Lyra menatap Sagitta sebal, gadis itu hanya bisa menggerakkan bibirnya dengan tanda mencibir seraya melanjutkan catatan yang belum selesai tadi malam.

Ketiga temanya hanya bisa mengulum senyum sambil menggelengkan kepala mereka. Tak habis pikir dengan tingkah Lyra, yang selalu kucing-kucingan dengan pelajaran.

oo0oo

"Git, kita ke toile dulu yuk? Gue kebelet nih."

"Lah, entar di kantin enggak dapet mejanya lagi kayak kemaren." Sagitta masih enggan mengikuti langkah Lyra yang menyeretnya secara paksa ke toilet.

"Gue tadi udah bilang sama Meda. Ntar mereka yang jagain."

"Serius nih?"

"Yaelah lo nanya mulu kayak wartawan. Enggak tau apa, udah di ujung nih." Lyra kembali menarik Sagitta dan sekarang mereka setengah berlari menuju toilet yang sudah terlihat.

Dengan terburu-buru, Lyra masuk dalam toilet yang lumayan penuh. Untung saja dewi fortuna sedang berpihak padanya. Tanpa harus menunggu, dia bisa memakai salah satu bilik yang ada di toilet. Keadaan toilet perempuan penuh bukan karena mereka ingin buang hajat, melainkan ingin berdandan dan yang paling utama adalah bergosip.

Lihat selengkapnya