SEEKOR katak hijau termenung di atas daun teratai kolam ikan. Dia menatap langit yang sedikit mendung di arah tenggara. Katak itu bertanya-tanya kenapa langit yang sedari tadi cerah-mencerah, tenang-menenangkan, biru-membiru, kini hitam menggulung dan mencekam. Di tengah suasana suram itu, tiba-tiba langit mengeluarkan kedipan cahaya mirip lampu blits kamera yang kemudian diiringi suara menggelegar yang sangat menakutkan, katak itu sontak melompat ke dalam air mencari perlindungan. Kejutan yang tak menyenangkan baginya.
Tak seperti katak itu, aku masih melamun di atas gazebo dekat kolam ikan. Tak tahulah penting atau tidak apa yang aku renungkan ini, namun menurutku sangat aneh, lebih tepatnya mencurigakan. Aku masih memikirkan orang-orang yang belakangan ini menjadi pusat perhatianku. Pusat perhatian? Jangan salah sangka dulu, Kawan! Tentu yang kumaksud ini bukan perempuan. Orang-orang yang kumaksud adalah pria hitam misterius yang dulu kutemui di Warkop dan juga profokator tawuran kemarin. Selain berpakaian serba hitam, orang-orang ini juga memakai logo aneh yang asing bagiku. Sebagai orang yang berinteraksi dengan mereka, tentu aku patut curiga bukan?
Aku sangat yakin logo aneh yang dipakai mereka berbentuk lingkaran seperti cincin yang berwarna keemasan. Di tengah-tengah lingkaran itu terdapat sebuah huruf, kalau tak salah huruf itu adalah, “S”. Aku tak tahu maksud dari huruf ini, mungkin singkatan dari sesuatu. Sedangkan untuk cara berpakaian, keduanya memakai pakaian serba hitam. Tentu saja dengan dua persamaan ini, bisa kutarik benang merah bahwa antara pria hitam misterius dan penyebab tawuran kemarin, mereka itu satu komplotan!
Tiba-tiba, “Darrrrr!” aku kaget dan jatuh dari kursi tempatku duduk. Kak Kassa tiba-tiba muncul dan dengan sengaja mengagetkanku dari belakang.
“Apa mupikir? Serius kamma[1]” tanya Kak Kassa.