BINTANG-gemintang di langit malam ini sangat semarak. Berkerlap-kerlip bagai lampu neon di atas angkasa. Mereka menyapa rembulan yang muncul dengan malu-malu karena bentuknya yang belum sempurna: sabit. Tak lama, melintas pesawat yang megah menembus awan-awan malam, menambah semarak suasana dengan suara bising dan lampunya. Baik bintang, bulan dan pesawat di langit malam ini mengajarkan kita betapa kecilnya manusia dalam tata ruang alam semesta milik Tuhan.
Tak seperti bintang, bulan dan pesawat yang semarak tadi. Aku, Limun, Fian dan Malin hanya sekelompok mahasiswa kesepian malam ini. Kami berusaha mengusir sepi dengan berjalan-jalan di sekitar anjungan pantai Losari. Aku dan Limun hanya diam memandang jauh ke arah lautan yang terlihat indah karena memantulkan cahaya bintang-bintang dan rembulan. Kami berdiri menyandarkan dada ke pagar pembatas anjungan sembari berusaha mengusir beban pikiran yang kian lama terasa kian berat saja. Adapun Fian dan Malin sedang asyik menggoda perempuan-perempuan yang sama kesepiannya dengan kami di beberapa tempat duduk dekat anjungan. Aku tak pernah melarang kedua bujang itu meski aku tahu bahwa tak satu pun dari perempuan-perempuan kesepian itu tertarik dengan mereka. Terkadang hal yang paling memalukan daripada bodoh adalah tidak tahu diri!
“Bintang, bulan, laut, ombak dan garis lintang di depan kita itu adalah keserasian,” Limun mulai berbicara dan aku paham maksudnya. Aku tahu betul Limun suka mengatakan hal-hal yang sifatnya filosofis dan indah seperti itu.
“Itu bukan keserasian, tapi keteraturan!” kataku membalas ucapan Limun dengan kata-kata filosofis lainnya. Limun hanya tersenyum lalu kembali terdiam menikmati suasana.
Malam semakin pekat dan dingin mulai merasuk hingga ke tulang. Langit juga mulai kehilangan semaraknya. Bintang-bintang dan bulan telah hilang ditelan kegelapan. Angin di sekitar anjungan pun mulai merangsek menerbangkan apa saja. Aku memanggil Fian dan Malin untuk mengajak mereka pulang. Sebelum pulang, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk Limun. Sebuah permohonan maaf atas ketidakmampuanku menolong seorang teman.