Dua Sisi

Ali Wardani
Chapter #20

Jumpa Pertama

AKU dan Limun duduk santai di dalam Warkop. Kami masih lelah akibat berlari atau lebih tepatnya melarikan diri dari OPAK. Terlebih kami dikejar-kejar Kak Kassa ketika hendak melarikan diri, badan kami benar-benar letih dibuatnya. Tak lama, dua orang aneh tiba-tiba masuk dan duduk di kursi persis sebelah meja tempatku dan Limun. Kusebut aneh karena salah seorang dari mereka berambut kriting dengan postur tubuh pendek dan yang satunya lagi berambut lurus dengan postur tubuh tinggi nan rupawan. Jika disatukan, mereka seperti si kaya dan si miskin yang sedang reuni bersama. Aku berdalih tidak peduli dengan kehadiran mereka.

“Kami pesan dua kopi susu, tidak pakai cangkir!” kata si pendek kepada pelayan Warkop yang menghampirinya. Pelayan Warkop yang cantik itu pun kebingungan dibuatnya. Aku mengerti perasaanya, mana mungkin membawa kopi susu tanpa cangkir. Itu adalah sebuah kegilaan yang hakiki! Tak berlebihan jika kukatakan bahwa mereka itu benar-benar tidak punya otak. Pelayan cantik tadi terus diam karena bingung. Aku pun bingung memandanginya, begitu pula Limun yang ada di depanku.

“Hahaha, bercanda!” sambung si pendek itu lagi. Aku tersenyum melihat kejadian tersebut. Sudah kuduga itu yang akan dikatakannya karena pelayan yang menemuinya cantik. “Cara menggoda yang kampungan!” kataku dalam hati.

Si pendek dan si tinggi memesan dua kopi susu persis seperti pesananku dan Limun. Aku mulai tertarik dengan kedua orang yang menurutku unik itu. “Mungkin mereka bisa diajak berteman,” kata batinku. Aku merasa bahwa orang seperti mereka yang meski terlihat kampungan pasti lebih menghargai orang lain dibanding orang-orang berdasi yang kaya raya. Aku terus bercakap dengan Limun sembari sesekali melirik kedua orang unik itu. Tanpa sadar, dua sekawan itu telah mencuri perhatianku. Beberapa saat kemudian Limun ingin pergi ke toilet. Dia berjalan pelan menuju belakang Warkop tempat toilet berada. Ketika berjalan, tiba-tiba seorang perempuan menabraknya.

“Ehhh! Maaf, saya buru-buru soalnya!” kata perempuan itu, berlalu begitu saja meninggalkan Limun yang baru ditabraknya.

Lihat selengkapnya