"Mbak, menunya ada apa aja, ya?" tanya Mbak Nila kepada seorang pelayan yang kini ada di hadapannya.
Pelayan tadi tersenyum lantas memberi buku menu kepada Mbak Nila. "Silakan dilihat daftar menunya, Mbak."
Warung Makan Sari Rasa, gumam Mbak Nila ketika membaca buku menu warung makan tersebut.
Matanya mulai melihat-lihat beragam menu yang disediakan oleh warung makan itu, ia tercengang dengan pilihan menu yang hampir sama dengan warung makan miliknya.
Tapi karena kondisi warung makan yang ramai, akhirnya Mbak Nila memutuskan untuk memesan makanan yang sering ia makan di warung makan miliknya, ia sangat penasaran dengan masakan dari warung makan ini. Apakah rasanya juga sama?
"Mbak," panggil Mbak Nila kepada beberapa pelayan warung makan yang sedang sibuk melayani pelanggan.
Mendengar seruan Mbak Nila, salah satu pelayan mendekati wanita itu, sambil membawa pulpen dan nota kecil di tangannya.
"Mau pesan apa?" tanya pelayan warung makan tersebut.
"Saya mau pesan ayam goreng satu, pakai nasi sama es teh manis satu."
Mbak Nila membuat pesanan sembari menyerahkan kembali buku menu kepada pelayan itu.
Beberapa saat kemudian, semerbak aroma harum memanjakan hidung Mbak Nila, sembari tersenyum ia menantikan pelayan datang dan menghidangkan pesanannya.
Pelayan tersebut menjajakan makanan di atas meja, Mbak Nila yang melihatnya langsung tersenyum semringah bahkan perutnya keroncongan.
"Ini pesanan Mbak. Silakan."
"Iya, Mbak. Terima kasih."
Setelah pelayan tersebut pergi dari hadapannya. Mbak Nila langsung mencelupkan tangannya ke air kobokan khusus yang telah tersedia di mangkok, lalu ia mulai mencuil ayam gorengnya sedikit, mulutnya mulai mencicipi rasa dari ayam goreng tersebut.
"Kok enak banget," gumam Mbak Nila dalam hati, ia meneruskan makannya. Kali ini ia memakan ayam goreng tersebut menggunakan nasi putih beserta sambal dan lalapannya.
Seperti orang yang kelaparan, Mbak Nila makan dengan sangat lahap. Selesai makan ia menjilati jemarinya satu per satu sampai bersih, seolah tidak ada yang ingin ia sisakan sedikit pun. Mbak Nila meraih segelas es teh manis di hadapannya. Rasa dingin menyegarkan kerongkongan, wanita itu tersenyum kekenyangan.
Angin sepoi dari beberapa kipas pada sudut ruangan, menambah kenyamanan Mbak Nila dan para pelanggan yang makan di lokasi warung tersebut.
"Mbak, saya mau pesan ayam gorengnya lagi dua, dibungkus, ya."
Mbak Nila berpesan kepada salah satu pelayan warung makan. Dia ingin segera pulang ke rumah.
"Siap, Mbak!" sahut pelayan warung itu sambil bergegas masuk ke dapurnya, untuk mempersiapkan pesanan Mbak Nila.
Mbak Nila termenung sejenak, ia teringat pada warung makannya yang sepi, tebersit keinginan untuk bertanya tentang cara meramaikan warung makan miliknya seperti warung makan ini. Namun, sepertinya ia enggan melakukan itu.
Ketika sedang menunggu pesanannya selesai di buat, tanpa sengaja mata Mbak Nila melihat sesosok wanita berambut panjang mengenakan baju berwarna putih sedang berdiri menatap Mbak Nila.
Seketika Mbak Nila bergidik ngeri, ia berusaha meneliti wajah wanita yang sedang berdiri di pojokan itu. Apakah dia manusia atau bukan? Wajahnya pucat tanpa ekspresi, rambutnya berantakan tak terawat mirip seperti kuntilanak.
Ketika wanita itu menatap ke arahnya, Mbak Nila spontan beristighfar dan menutup wajahnya, mulutnya segera berdesis membaca doa. Tubuhnya menjadi sangat lemas, karena ini sudah kedua kalinya melihat sesosok penampakan makhluk astral.