'Jika malam ini ku lihat bintang jatuh, maka aku akan meminta satu permohonan yang masih sama seperti malam-malam sebelumnya, aku ingin merasakan kasih sayang papa'
_Serena Laviona Rahardian_
🌻Happy reading 🌻
Dunia ini begitu sunyi baginya, seolah semua orang pergi meninggalkannya untuk hidup sendirian.
Pikirannya berkabut, semua hal yang berputar di kepalanya hanya itu dan itu saja.
Pertanyaan yang sama dengan jawaban yang tak pernah berubah, selalu menyakitkan kalau didengar dan menyedihkan untuk yang mendengarnya.
Dilihat setiap hari, bertemu setiap waktu, tapi rasanya begitu jauh. Lebih jauh dari bintang di langit yang tak pernah bisa di gapai.
Lagi, berpura-pura bahagia dan menikmati hidup setiap kali berada diantara orang-orang lainnya. Sampai lupa sebenarnya bagaimana perasaannya.
Karma? Atau mungkin takdirnya saja yang buruk, sampai harus menjalani kehidupan yang monoton dengan rasa sakit yang abadi itu.
Ruang kelas yang begitu ramai, orang-orang berlalu-lalang kesana kemari tapi Serena hanya duduk diam di bangkunya, mendalami isi pikirannya sendiri.
Matanya mengerjap beberapa kali saat melihat sosok laki-laki yang melintas di depannya, sesosok laki-laki tampan yang menjadi dambaan hatinya.
Hanya bisa menatap dan memendam rasa tanpa bisa mengutarakan, benar-benar tidak nyaman.
Pengecut karena tak punya keberanian untuk mengungkapkan isi hatinya? Bukan, tapi Serena hanya tidak mau perasaannya dikembangkan terlalu jauh apalagi kalau semisalnya sampai tahap berpacaran. Jika bertanya mengapa, Serena punya alasannya sendiri.
Saat tengah melamun, tiba-tiba Serena merasakan botol minuman dingin menempel di pipinya, membuatnya tersentak kaget dan memelototi si pelaku.
"Aksa!!!" teriaknya menggema di ruang kelas, saat melihat laki-laki yang selalu memakai hoodie hitam itu malah mengejeknya dengan menjulurkan lidahnya sambil berlari menghindari Serena.
"Ayo tangkap kalau bisa" ujarnya dengan nada mengejek, "lo kayak anak anjing yang lagi ngejar tulang" ucapnya sambil tertawa melihat Serena yang tak bisa mengimbangi kecepatannya.
Pletak!
"Aduh... sakit Eren" Aksa meringis saat salah satu sepatu Serena mendarat di punggungnya, "makanya jangan main-main deh Aska, ganggu orang aja" sahutnya ketus.